SOLOPOS.COM - Tokoh senior PDIP Panda Nababan (dok)

Solopos.com, JAKARTA — Politikus senior PDIP Panda Nababan koalisi Partai Demokrat dan PDIP menuju Pilpres 2024 hanya akan terjadi jika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara tulus meminta maaf kepada Megawati Soekarnoputri.

Menurut Panda Nababan, luka hati Megawati terlalu dalam akibat dikhianati SBY saat maju Pilpres pada tahun 2004 silam.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Pernyataan Panda ini menanggapi wacana pertemuan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan pembina Partai Demokrat SBY setelah Anies Baswedan urung menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres.

“Kalau dia betul-betul tulus ikhas dan mau mengakui kesalahannya, SBY jadi itu,” ujar Panda Nababan yang juga jurnalis tiga zaman itu, seperti dikutip Solopos.com dari obrolan di Youtube Total Politik, Rabu (6/9/2023).

Panda menyatakan, hati Megawati terluka sangat dalam karena SBY yang pada 2003 menjadi salah satu menterinya dianggap berkhianat.

Dalam kesempatan sebelumnya, saat tampil di podcast Uya Kuya TV, Panda Nababan mengatakan retaknya hubungan dua tokoh bangsa itu dipicu ketersinggungan Megawati saat masih menjadi presiden terhadap SBY yang kala itu menjadi salah satu menterinya.

Ketidakharmonisan Mega dan SBY berimbas pada hubungan antara PDIP dan Partai Demokrat, dua partai yang dikendalikan keduanya.

Panda Nababan mengatakan kerenggangan hubungan Mega-SBY berlangsung hingga saat ini.

“Penyebabnya banyak, karena ketidakjujuran SBY kepada Bu Mega,” kata Panda Nababan yang mantan wartawan senior era Orde Baru itu.

Menurut Panda Nababan, saat masih menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam) era pemerintahan Megawati, SBY pernah menyatakan bahwa dirinya sudah dibuang oleh Mega.

Pernyataan SBY tersebut, ujar Panda, menusuk perasaan Megawati.

“Saya diutus menemui SBY untuk menanyakan beberapa hal, termasuk pernyataan SBY bahwa dirinya sudah dicomberkan (dibuang) oleh Megawati. Bu Mega bilang ‘tanyakan Panda, benar gak dia ngomong begitu’” ujar Panda Nababan menjawab pertanyaan Uya Kuya.

Menurut Panda, SBY tidak menjawab pertanyaan Mega melalui dirinya tersebut.

Panda menambahkan, hal lainnya yang membuat Mega marah adalah informasi bahwa SBY yang kala itu menjadi menterinya akan mendirikan partai baru bernama Partai Demokrat.

Dalam salah satu rapat kabinet Megawati menanyai beberapa menterinya yang diisukan akan maju ke Pilpres 2004.

Beberapa orang yang ditanya seingatnya adalah Hamzah Haz (Wapres Mega), Yusril Ihya Mahendra (Menteri Hukum dan HAM) serta SBY yang kala itu menjabat Menkopolkam.

“Hamzah Haz bilang nanti tergantung sidang kabinet, Yusril bilang nanti akan dibicarakan. Nah pas SBY kata dia tidak akan maju. Tapi nyatanya maju tahun 2004 mengalahkan Mega,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memiliki peluang bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk membahas kerja sama politik pada Pilpres 2024.

“Ya, nanti (penjajakannya), kan tim pemenangan nasional (sudah) dibentuk. Tim pemenangan nasional ini kemudian mendapat arahan dari dewan pengarah para ketum partai,” ujar Hasto kepada awak media di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (4/9/2023), dilansir Antara.

“Di situlah komunikasi secara intens dengan partai politik lain, dengan tokoh-tokoh masyarakat itu akan dilakukan. Mengingat dewan penasihat itu juga nanti akan berasal dari tokoh-tokoh masyarakat,” tambahnya.

Adapun peluang ini muncul usai Demokrat resmi mencabut dukungannya terhadap bakal capres Anies Baswedan sekaligus keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) setelah Majelis Tinggi Partai Demokrat menggelar rapat di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

Hal itu dilakukan Demokrat setelah Anies Baswedan memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden pendampingnya di Pilpres 2024

Hasto mengatakan saat ini pihaknya sedang fokus dengan tim pemenangan nasional Ganjar Pranowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya