SOLOPOS.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2023). ANTARA/Fath Putra Mulya

Solopos.com, JAKARTA — Petinggi Partai Demokrat sudah move on setelah sang ketua umum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tidak digandeng Anies Baswedan sebagai bakal cawapres.

Partai Demokrat segera melabuhkan dukungan ke koalisi bakal capres lainnya, yakni antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Syaratnya, koalisi yang bakal dimasuki Partai Demokrat adalah yang mengedepankan etika politik.

AHY menyebut partainya hanya akan bergabung dengan koalisi lain yang memiliki kesamaan cara pandang, visi kebangsaan, dan etika politik.

“Dalam upaya memperjuangkan perubahan dan perbaikan itu, Partai Demokrat berikhtiar bergabung dengan koalisi lain yang memiliki kesamaan cara pandang, visi kebangsaan, dan etika politik,” kata AHY dalam konferensi pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Senin (4/9/2023).

AHY memandang saat ini etika, integritas, dan komitmen telah tergerus dalam hiruk-pikuk menuju Pemilu 2024.

Dia menilai, ketiga hal tersebut tidak lagi menjadi penting dan relevan dalam mencapai tujuan politik.

“Ini yang justru menebalkan keyakinan politik saya bahwa perubahan benar-benar diperlukan. Karena demokrasi yang sejati, hanya bisa dirawat dan tetap eksis jika hal-hal mendasar tadi tetap dipertahankan,” ucap AHY.

Oleh sebab itu, AHY menyebut pihaknya tidak akan menyerah untuk terus memperjuangkan nilai dan etika dalam kehidupan politik dan demokrasi.

Dia bercerita pengalamannya selama menjadi prajurit TNI mengajarkan untuk senantiasa memegang teguh nilai dan etika keperwiraan.

Dalam hal perang, kata AHY, cara memenangkan peperangan termasuk hal yang penting.

“Dalam kondisi perang saja kami diwajibkan ketika itu untuk mematuhi etika dan aturan, sehingga perang bukan soal killed or to be killed, bukan seolah hanya tentang menang kalah, tetapi juga soal cara untuk bisa memenangkan peperangan tersebut,” imbuhnya.

Begitu pula dalam berpolitik. Menurut AHY, masyarakat Indonesia mendambakan praktik-praktik politik yang beretika, baik, dan tidak menghalalkan segala cara.

Pada kesempatan itu, AHY pun mencontohkan pandangan Mahatma Gandhi yang menjadi rujukan utama dari pikiran Presiden Ke-1 RI Soekarno bahwa cara tidak boleh menikam tujuan, cara juga harus dijiwai oleh tujuan.

“Kita juga tidak ingin seolah semuanya bisa asal tidak boleh kalah. Cara tidak boleh menikam tujuan, cara juga harus dijiwai oleh tujuan, begitu pula sebaliknya. Ini adalah pandangan pemimpin besar Mahatma Gandhi yang juga menjadi rujukan utama dari pikiran-pikiran Presiden Soekarno,” papar dia.

AHY berpesan kepada seluruh kader Demokrat untuk melanjutkan kerja keras.

Dia meminta kadernya tetap rendah hati dan percaya diri menyongsong Pemilu 2024.

“Akhirnya, kepada seluruh kader demokrat, saya berpesan, tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita yang besar,” pesan putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Sukses dan kemenangan, kata dia, tetap bisa diraih tanpa harus mengorbankan nilai-nilai moral, etika serta kehormatan dan persahabatan.

“Gusti Allah mboten sare. Tuhan tidak tidur. Dia tahu apa yang kita niatkan, kita ikhtiarkan, dan kita perjuangkan. Insya Allah hasil tidak akan mengkhianati usaha,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya