SOLOPOS.COM - Dua mahasiswa UKSW berhasil menjadi tim debat terbaik ke-7 dalam Universitas Ciputra Debate Competition (UCDC) International 2024. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA-Melesat ke ajang internasional, Creative Minority kembali menorehkan prestasi. Belum lama ini, dua mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana atau disingkat UKSW Salatiga berhasil menjadi tim debat terbaik ke-7 dalam Universitas Ciputra Debate Competition (UCDC) International 2024.

Mereka adalah Thomas Fadres Sihasale dari Program Studi Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) dan Gading Umbaran Gone Santosa dari Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi (FTI).

UCDC International 2024 merupakan kompetisi debat daring tingkat internasional yang diadakan Universitas Ciputra menggunakan format British Parliamentary Style. Kompetisi diikuti 26 tim dan 52 pendebat berasal dari Malaysia, Filipina, Singapura, Hong Kong, dan Indonesia.

Mampu mencapai Open Semi Finalist, Thomas dan Gading mengaku bahagia bisa mewakili UKSW di ajang bergengsi lomba debat internasional tersebut. Disampaikan bahwa pencapaian juga tidak lepas dari latihan intensif yang ditekuni bersama coach, debaters, dan adjudicators di Satya Wacana Debating Forum (SWDF).

“Dengan rajin berlatih dan membaca jurnal serta materi penting yang telah disiapkan SWDF, menjadi kunci keberhasilan saya,” kata Thomas yang pernah mencapai Novice Grand Finalist dalam Kalimantan Open Debate 2023 ini.

Sedangkan bagi Gading yang merupakan mahasiswa UKSW, kompetisi internasional menjadi langkah awal baru baginya di dunia debat. Sempat tidak menduga akan melaju ke semifinal, lelaki asal Salatiga ini bersyukur bisa mendapat pengalaman berharga.

“Saya dan teammate hanya fokus untuk do our best,” ungkapnya setelah sebelumnya mendapat penghargaan sebagai pembicara terbaik ke-8 di HEMA Debate Championship 2024.

Tekun dan Tekad

Wawasan yang luas menjadi salah satu bagian penting dalam debat. Disampaikan oleh Gading, ilmu pengetahuan berguna dalam pembuatan argumen dan dapat diperkaya melalui kebiasaan membaca serta belajar dari media audio visual. “Setiap hari saya menambah wawasan melalui membaca berita dan buku. Menonton TV atau YouTube juga,” terangnya.

Selain itu saat ditanya apa yang menjadi tantangan terbesar dalam kompetisi debat, Thomas menceritakan akan kecenderungan berbicara cepat oleh beberapa pendebat. Hal ini menjadi tantangan baginya untuk memahami isi argumen sehingga mampu membuat sanggahan yang tepat. Ia sendiri memiliki cara belajar khusus untuk mengatasinya.

“Saya selalu berlatih mandiri dengan mendengarkan rekaman suara yang diatur menjadi berkecepatan 2 kali lipat dari normalnya. Setelah itu mencoba menjelaskan kembali isi rekaman suara yang saya dengar tadi. Ini membantu saya ketika berhadapan dengan pendebat yang cenderung berbicara cepat,” ungkap lelaki asal Ambon ini.

Meraih Grand Finalist dan mengikuti lebih banyak lomba debat di kancah internasional, menjadi target pencapaian dua mahasiswa UKSW ini dalam waktu dekat.

Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E. M.Si., Ak., turut mengungkapkan rasa terima kasih dan bangganya atas perjuangan dan pencapaian segenap mahasiswa. Di hadapan civitas academica UKSW, ia mengajak agar banyak mahasiswa kian bertekad untuk meraih prestasi sebagai bagian dari Creative Minority. “Untuk sahabat UKSW, jangan ragu untuk bisa memberikan prestasi yang terbaik,” ucapnya dalam sesi penyampaian prestasi di Ibadah Senin UKSW, baru-baru ini.

Rekomendasi
Berita Lainnya