SOLOPOS.COM - Tangkapan layar video viral yang menunjukkan seorang warga terkena luka tembak saat berunjuk rasa di kebun sawit di di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Sabtu (7/10/2023). (Istimewa/Walhi Nasional)

Solopos.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengecam penggunaan kekerasan dan senjata api oleh aparat terhadap warga yang sedang bersengketa dengan perusahaan sawit di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.

“Kami mengecam penggunaan kekerasan yang terjadi antara aparat negara dengan warga sipil terkait konflik agraria, kali ini terjadi di Seruyan, sehingga menimbulkan korban jiwa dan korban luka-luka serta puluhan warga sempat ditangkap,” kata dia, dalam rilis yang diterima Solopos.com, Selasa (10/10/2023).

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Menurutnya, pihak berwenang seharusnya menjalankan penyelidikan yang independen dan adil untuk memastikan yang terjadi di Seruyan sudah sesuai dengan protokol, standar internasional dan nasional tentang penggunaan kekuatan oleh penegak hukum.  

“Adili dan hukum aparat-aparat yang terlibat dalam pengerahan kekuatan berlebihan  terhadap warga di Seruyan hingga memakan korban jiwa dan luka-luka. Terutama aparat yang memberi perintah “bidik di bagian kepalanya” yang jelas diarahkan kepada penduduk sipil,” ungkap Usman.

Pihaknya juga mendorong semua pihak yang terlibat dalam konflik-konflik agraria, untuk mempertimbangkan kembali pendekatan mereka dan mencari solusi yang berkeadilan dan tidak merugikan masyarakat setempat. 

Selain di Seruyan, juga muncul konflik-konflik serupa di Pulau Rempang Batam, Nagari Air Bangis, Wadas, dan lain-lain.  

“Pendekatan konstruktif adalah satu-satunya cara untuk mengatasi konflik agraria yang mempengaruhi masyarakat lokal dan petani setempat, termasuk pelibatan bermakna masyarakat lokal yang terdampak perkebunan sawit di Seruyan,” kata dia.

Menurut informasi yang didapat dari sejumlah organisasi pendamping warga, paling tidak, satu orang tewas dan dua terkena luka tembak, serta 20 orang ditangkap saat kejadian di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Sabtu (7/10/2023).

Bentrokan itu terjadi menyusul rangkaian aksi protes warga Desa Bangkal yang dilakukan sejak 16 September 2023, yang menutut hak mereka atas kebun plasma dengan sebuah perusahaan sawit.  

Aksi warga dilakukan dengan menutup akses jalan masuk perusahaan. Karena tuntutan warga tidak dipenuhi oleh pihak perusahaan maka warga melakukan kegiatan blokade lahan area yang selama ini dituntut untuk diberikan kepada masyarakat.  

Tanpa dasar dan pemicu yang jelas, aparat kepolisian yang berjaga di lokasi area perusahaan  melakukan tindakan represif kepada warga yang berada di lokasi dengan menembakkan gas air mata dan diduga juga menggunakan peluru tajam.  

Terdapat tiga orang warga yang terkena tembakan, dua orang mengalami luka berat dan satu orang meninggal dunia di lokasi. 

Korban yang tewas bernama Gijik, yang terkena tembakan di dada. Sedangkan salah seorang korban luka bernama Taufik Nurahman, terkena tembakan di pinggang dan tengah dalam kondisi kritis. Seorang lagi bernama Ambaryanto menderita luka di tangan dan kaki. 

Dari peristiwa itu, polisi menangkap 20 orang warga Desa Bangkal dan membawa mereka ke Markas Polres Kotawaringin Timur pada Sabtu (7/10/2023). 

Aksi terkait tuntutan warga agar perusahaan menyediakan lahan plasma saat itu sudah memasuki hari ke-23. Laporan media menyebutkan para warga yang sempat ditangkap polisi telah dibebaskan pada Minggu malam (8/10/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya