SOLOPOS.COM - Gunung Semeru Jawa Timur difoto dari Kali Mati, Selasa (20/11/2018). (Solopos/Mariyana Ricky P.D.)

Soloposcom, SOLO — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir lahar dingin yang sering timbul saat musim hujan di wilayah gunung api aktif.

Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG, Ahmad Basuki, mengingatkan masyarakat termasuk pekerja tambang pasir agar mewaspadai terjadinya aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu ke puncak gunung dan selalu berkoordinasi dengan pos pengamatan gunung api setempat.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

“Gunung api yang saat ini mengalami erupsi abu tentunya mempunyai potensi terjadinya lahar dingin yang lebih tinggi dibanding gunung api lainnya,” kata Ahmad saat dihubungi kantor berita Antara, Kamis (4/1/2024).

Beberapa gunung api yang berpotensi mengalami banjir lahar dingin, di antaranya Gunung Semeru di Jawa Timur, Gunung Marapi di Sumatera Barat, Gunung Ibu dan Gunung Dukono di Maluku Utara, serta Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotolok di Nusa Tenggara Timur.

Lahar merupakan bahaya sekunder dari aktivitas erupsi gunung api yang berupa endapan-endapan material erupsi yang mengisi lembah-lembah yang berhulu di pusat erupsi. Material tersebut dapat berupa bongkahan hingga abu yang apabila tercampur oleh air akan menjadi lumpur.

Ada empat faktor dalam pembentukan lahar, yaitu penumpukan material hasil erupsi, air hujan, gravitasi, dan bentuk lembah. Jika keempat faktor itu terpenuhi, maka material yang mengendap di lembah-lembah gunung api bisa turun ke bagian hilir sungai dan menciptakan banjir lahar dingin.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan, angin barat atau Monsun Asia pembawa hujan telah tiba di Indonesia pada awal Januari 2024.

Kedatangan Monsun Asia tersebut menjadi penanda musim hujan setelah sebelumnya mundur dari jadwal seharusnya pada November 2023 akibat pengaruh El Nino.

Periset Klimatologi BRIN Erma Yulihastin menuturkan, awal musim hujan tertunda hingga lima dasarian karena pengaruh El Nino. Padahal secara normal angin dari utara atau barat sudah eksis pada November dasarian dua, tetapi Januari dasarian satu baru eksis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya