SOLOPOS.COM - Presiden Kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri di JIEXpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023). ANTARA/HO-PDIP

Solopos.com, JAKARTA — Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri yang kini menjabat Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut penganan lokal dapat menggantikan konsumsi gandum yang merupakan produk impor.

Menurut Megawati, komoditas yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan gandum adalah hanjeli, pisang, porang, sagu, singkong, sorgum, sukun, talas dan ubi jalar.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

“Guna mengurangi ketergantungannya, bukankah kita memiliki 10 sumber pangan lainnya, yaitu henjali, pisang, porang, sagu, singkong, sorgum, sukun, talas, dan ubi jalar yang tentunya kalau diolah dan dibackup oleh BRIN bisa menyubstitusi gandum,” ujar Megawati saat berpidato dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Megawati mengatakan, pergantian gandum dengan tanaman lokal tidak menandakan dirinya antigandum.

Namun karena tumbuhan tersebut tidak dapat tumbuh di Indonesia.

“Saya bukannya antigandum. Saya juga senang hamburger, mi. Namun mengingat gandum tadi setelah saya terangkan tidak bisa ditanam di sini,” jelas dia seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, impor gandum di Indonesia pada 2004 hanya 2-3 juta ton per tahun.

Sedangkan saat ini impor gandum mencapai 13 juta ton per tahun.

Konsumsi gandum yang begitu tinggi membuat Megawati mengusulkan penerapan bea masuk untuk menekan impor gandum.

Hal ini juga sukar diatasi saat adanya konflik perang Rusia-Ukraina yang membuat pasokan gandum menjadi terhambat ke dalam negeri.

“Saya minta tolong lagi sama Pak Presiden, saya dapat info dan tolong diperhatikan dan dilihat bahwa bea masuk impor gandum 0 persen,” ucapnya.

Dia mengatakan kalau instrumen fiskal berupa kebijakan tarif wajib diterapkan saat transisi Indonesia bergumul dan berjuang di atas kaki sendiri.

Instrumen tarif diterapkan secara kompetitif untuk riset dan inovasi.

“Yang tentunya kalau diolah dan di-backup BRIN kita ini bisa menyubsitusi gandum. Sekiranya bea masuk bisa diterapkan dalam transisi, maka dana yang ada bisa digunakan untuk menambah dana riset produk substitusi gandum,” pungkas Megawati.

“Setuju atau tidak toh?” tanyanya kepada peserta rakernas.

“Setuju,” jawab hadirin.

“Coba dong lebih keras,” pinta Megawati lagi. “Setuju,” jawab peserta rakernas lebih keras.

Pesan Jokowi

Presiden Joko Widodo memberi pesan penting kepada Ganjar Pranowo jika pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang mantan Gubernur Jawa Tengah itu terpilih sebagai presiden.

Jokowi meminta Ganjar segera menangani kedaulatan pangan yang kini menjadi masalah besar bagi Indonesia.

Pesan itu disampaikan Jokowi saat hadir di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di Jakarta, Jumat (29/9/2023).

“Tadi saya bisik-bisik ke beliau. Pak, nanti habis dilantik besoknya langsung masuk kedaulatan pangan, enggak usah lama-lama. Perencanaannya disiapkan sekarang, begitu dilantik besok langsung masuk ke kerja kedaulatan pangan,” kata Presiden Jokowi saat memberi sambutan pada pembukaan Rakernas.

Presiden berpesan agar Ganjar Pranowo menyiapkan perencanaan dari sekarang dalam mengantisipasi krisis pangan sebagai dampak dari perang Ukraina dan Rusia.

Jokowi menjelaskan krisis pangan bukanlah kondisi yang mudah untuk diselesaikan di tengah perubahan iklim yang nyata.

Musim kemarau yang panjang pun menyebabkan gagal panen, serta ancaman gagal panen akibat fenomena super El Nino di 7 provinsi yang dapat memengaruhi pasokan pangan.



Kepala Negara mengakui betapa ngerinya hampir semua negara membatasi ekspor komoditas pertanian mereka, khususnya gandum untuk konsumsi dalam negeri.

Oleh sebab itu, Presiden menekankan perlunya visi taktis dan rencana yang matang, bahkan hingga 10 tahun ke depan untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Ia meyakini Ganjar Pranowo sudah memiliki rencana tersebut dan mampu menyelesaikan visi ketahanan pangan.

“Oleh sebab itu, sepuluh tahun ke depan, lima tahun ke depan, sepuluh tahun ke depan memang visi taktis itu harus kita miliki. Bukan visi misi yang terlalu bagus di awang-awang, tapi visi taktis, rencana kerja detail harus kita miliki. Dan saya yakin Pak Ganjar mampu menyelesaikan ini,” ujar Jokowi yang mengenakan baju batik merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya