News
Selasa, 12 September 2023 - 03:52 WIB

Bela Ganjar, Direktur JMM Sebut Video Klip Azan bukan Politik Identitas

Newswire  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bakal capres PDIP, Ganjar Pranowo (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Tayangan bakal calon presiden Ganjar Pranowo dalam video klip azan di salah satu stasiun televisi swasta mendapat pembelaan dari Direktur Eksekutif Jaringan Muslim Madani (JMM), Syukron Jamal.

Syukron mengatakan, tampilan Ganjar dalam video klip azan bukan politik identitas dan justru baik dilakukan seorang publik figur.

Advertisement

“Saya melihat dalam konteks syiar, ajakan untuk salat itu dari tokoh publik. Itu pesannya baik. Tidak ada ajakan lain.Toh juga sama saja jika video tersebut menampilkan sosok lain di luar Ganjar,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Senin (11/9/2023).

Menurut dia, persoalan itu menjadi polemik terletak pada penafsiran orang akan politik simbol namun itu pun subjektif.

Advertisement

Menurut dia, persoalan itu menjadi polemik terletak pada penafsiran orang akan politik simbol namun itu pun subjektif.

Alasannya, karena tidak ada simbol partai atau atribut politik yang dimunculkan.

Ia menilai video klip azan itu menyampaikan pesan bahwa tokoh publik calon pemimpin negeri untuk terus selalu mengajak dan memberi contoh pada kebaikan.

Advertisement

Syukron mencontohkan adanya tayangan di televisi yang juga menampilkan sosok bacapres Anies Baswedan, ataupun tokoh politik lain menjelang waktu berbuka puasa beberapa waktu lalu.

Ia menyebut tampilnya Anies dalam video tersebut merupakan sesuatu hal yang baik sebagai syiar Ramadan.

“Itu sebagai sesuatu hal yang biasa, bahkan baik untuk syiar Ramadan, bukan politisasi agama apalagi politik identitas,” katanya.

Advertisement

Dia mendukung bakal calon presiden atau wakil presiden yang lain melakukan hal yang sama untuk bisa mencontohkan hal-hal kebaikan.

“Nanti publik akan menilai dengan sendirinya,” ujarnya.

Menurut dia, yang sebenarnya politik identitas adalah menjadikan tempat ibadah sebagai sarana kampanye, bahkan kampanye hitam menyerang dan menjelek-jelekan calon lain.

Advertisement

Sebelumnya, Ganjar Pranowo muncul dalam video azan magrib di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia.

Tayangan tersebut menimbulkan persepsi dan dikaitkan dengan politik identitas.

Atas kejadian itu, KPI meminta stasiun televisi yang menayangkan tayangan azan tersebut untuk memberikan klarifikasi.

“Kami tengah lakukan kajian terhadap hal tersebut dan kami minta segera klarifikasi Lembaga Penyiaran yang menayangkan,” ujar Komisioner Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI, Aliyah dikutip dari keterangan tertulis yang sama.

Aliyah menyebut KPI telah mengirimkan surat ke stasiun televisi yang bersangkutan.

Hal itu guna menanyakan kesediaan waktu pihak stasiun televisi untuk klarifikasi.

“Kami sudah mengirimkan surat tinggal nunggu respons kesediaan waktu dari pihak lembaga penyiaran,” ucap Aliyah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif