SOLOPOS.COM - Wali Kota Medan Bobby Nasution menyampaikan dukungan pada aparat kepolisian untuk menembak mati para pelaku kejahatan jalanan seperti begal dan geng motor. (Istimewa/Twitter/Tangkapan Layar)

Solopos.com, MEDAN — Tingginya angka kriminalitas Kota Medan membuat warganet menjuluki ibu kota Sumatra Utara itu sebagai Gotham City, sebuah kota fiksi yang muncul dalam buku komik Amerika yang diterbitkan oleh DC Comics, atau tempat tinggal superhero Batman.

Tingginya angka kriminalitas itupun mendorong polisi mengambil langkah menembak mati begal dan geng motor.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Data dari Polda Sumatra Utara menyebut jumlah kasus pencurian dengan kekerasan atau kategori begal di Kota Medan hampir menembus 400 kasus periode awal 2023 sampai sekarang.

Perrinciannya yang dilaporkan sebanyak 399 kasus. Dari jumlah tersebut, yang terungkap baru 93 kasus. Sementara 306 kasus lainnya masih berproses.

Wali Kota Medan Bobby Nasution menyampaikan dukungan pada aparat kepolisian untuk menembak mati para pelaku kejahatan jalanan seperti begal dan geng motor.

“Kalau memang diperlukan (tembak mati), ya tetap menyampaikan itu kepada pihak kepolisian. Jangan dikembangkan yang saya sampaikan kemarin. Posisinya itu saya di Polres Belawan yang bilang tembak mati dan tegas itu untuk unsur penegak hukum. Bukan untuk yang lain,” kata Bobby di Stadion Teladan Medan, Minggu malam (16/7/2023), dilansir VOA Indonesia.

Sebelumnya Bobby menyampaikan pernyataan serupa lewat Twitter. “Saya baru saja mendapatkan informasi bahwa Kapolrestabes Medan beserta jajarannya telah berhasil menembak mati salah satu pelaku begal sadis yang sangat meresahkan. Hal ini sangat kami apresiasi, karena begal dan pelaku kejahatan tidak punya tempat di Kota Medan karena sangat mengganggu ketenangan dan keamanan masyarakat,” cuit Bobby pada 10 Juli lalu.

Sementara, Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi mengatakan penembakan terhadap begal tidak bisa dilakukan asal-asalan.

“Bukan soal tembak-menembak, biasa orang sedang menyampaikan hal tersebut tetapi aturan ini kan kita ikuti, ada Perppu Nomor 23 atau 28 tahun 1959 itu yang mengatur tertib sipil, darurat sipil dan darurat militer, nah kita sekarang lagi tertib sipil nih, siapa yang boleh menembak ya diketok oleh pengadilan,” kata Edy Rahmayadi di lingkungan istana kepresidenan Jakarta pada Rabu (26/7/2023), dilansir Antara.

Edy menyebut ia memahami emosi yang dirasakan oleh Bobby Nasution sebagai Wali Kota Medan. “Saya yakin emosional seseorang karena rakyatnya banyak terlalu diganggu, korban dan segala macam. Nah wartawan harus paham itu,” ungkap Edy.

Namun Edy menegaskan bahwa begal harus diberantas.

“Ya harus ditiadakan, kan tidak boleh mengganggu keamanan, mengganggu kehidupan, orang mencari nafkah, menuntut ilmu, itu tidak boleh terganggu. Itulah kehadiran negara khususnya di daerah kabupaten dan kota dan provinsi untuk menyelesaikan hal tersebut,” tambah Edy.

Terkait dengan tembak mati terhadap pelaku pembegalan, Edy mengatakan penembakan hanya bisa dilakukan bila ada perubahan aturan.

“Perlu (ditembak) tapi ada langkahnya, kalau tak bisa (saat ini) ya kita ubah daruratnya, kan darurat sipil itu pemberlakuannya nanti panjang urusannya,” ungkap dia. Edy juga menyebut kondisi Kota Medan saat ini sudah membaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya