Solopos.com, HALMAHERA — Sebuah rekaman video viral di media sosial yang menampilkan tayangan diduga suku pedalaman Hongana Manyawa di Halmahera, Maluku Utara, menghalangi buldoser tambang nikel.
Mereka tampak marah, mengacungkan senjata tombak dan parang untuk mencegah alat berat menyeberangi sungai memasuki tempat tinggalnya.
Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya
Video tersebut dibagikan oleh organisasi nirlaba Survival International di akun media sosial X (dulu Twitter), sembari menyertakan tautan ajakan mengirim surat kepada sejumlah otoritas terkait, yakni, Elon Musk (pemilik perusahaan Tesla); Tesla; perusahaan kimia BASF; perusahaan pertambangan Eramet, Antam dan Tsingshan; pihak berwenang Indonesia.
?? SHOCKING: Uncontacted Hongana Manyawa Indigenous people on video, as bulldozers destroy their forest in Indonesia.
Nickel mined from their land will end up in electric car batteries.
Unless it’s stopped, they’ll be destroyed.https://t.co/n9tPjPdgXL#UncontactedTribes pic.twitter.com/zVQPTie20b
— Survival International (@Survival) October 30, 2023
“Hutan hujan yang dihuni oleh ratusan masyarakat Hongana Manyawa yang belum tersentuh telah menjadi sasaran penambangan yang sangat merusak, yang akan menghancurkan hutan – dan masyarakat,” tulis Survival International.
“Suku Hongana Manyawa sangat membutuhkan dukungan Anda jika mereka ingin bertahan hidup. Skema penambangan besar-besaran di Pulau Halmahera adalah bagian dari rencana Indonesia untuk menjadi produsen utama baterai mobil listrik – sebuah rencana yang akan digelontorkan oleh Tesla dan perusahaan lain hingga miliaran dolar. Nikel saat ini merupakan bahan utama baterai ini,” beber organisasi itu.
Suku Hongana Manyawa – yang berarti ‘Penduduk Hutan’ dalam bahasa mereka sendiri – adalah salah satu suku pemburu-pengumpul nomaden terakhir di Indonesia.
Mereka kini menghadapi ancaman tanah mereka, dan semua yang mereka perlukan untuk bertahan hidup, dihancurkan oleh perusahaan-perusahaan yang terburu-buru memproduksi mobil ramah lingkungan untuk masyarakat yang tinggal ribuan mil jauhnya.
“Tolong beritahu Tesla untuk berjanji bahwa tidak ada satu pun mineral yang mereka beli berasal dari tanah masyarakat adat tak tersentuh di Halmahera – dan beri tahu perusahaan pertambangan, dan pihak berwenang Indonesia, bahwa Anda telah mendukung hal itu,” tulis Survival International.
Dihimpun dari berbagai sumber, rekaman diambil oleh seorang pekerja yang merupakan bagian dari tim penebang lahan sebelum akhirnya dijadikan tambang.