SOLOPOS.COM - Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon menghadiri sidang putusan dugaan pelanggaran etik terkait ucapannya "TNI seperti gerombolan" oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2022). Dalam sidang tersebut, MKD DPR memutuskan untuk menghentikan kasus aduan terkait ucapan dari Effendi Simbolon. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.

Solopos.com, JAKARTA — Satu lagi kader banteng dipanggil DPP PDIP karena berinteraksi dekat dengan bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Setelah putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, giliran politikus senior Effendi Simbolon yang dipanggil DPP PDIP.

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

Pemanggilan Effendi Simbolon terkait dengan diundangnya Prabowo ke acara Rakernas Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (7/7/2023).

PSBI merupakan perkumpulan orang-orang suku Batak bermarga Simbolon yang terbentuk sejak 2007.

Perkumpulan yang basisnya kekerabatan itu sejak kongres pertamanya pada tahun 2007 dipimpin oleh Effendi Simbolon.

PSBI saat ini memiliki 300.000 anggota yang tersebar di 154 wilayah di dalam negeri dan sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia, juga beberapa negara di Eropa dan Afrika.

Pada kesempatan itu, Effendi yang merupakan Ketua PSBI sempat menyatakan Prabowo cocok untuk menjadi pemimpin Indonesia selanjutnya.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya segera memanggil Effendi untuk dimintai klarifikasi terkait pernyataannya itu.

Menurut Hasto, semua kader PDIP harus tegak lurus dukung bakal calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo.

Langkah Effendi menunjukkan kader senior PDIP itu tidak disiplin dengan aturan partai.

“Karena itulah Pak Komarudin Watubun selaku Ketua DPP Bidang Kehormatan juga akan melakukan klarifikasi, karena kami ini kan Partai Demokrasi Indonesia sehingga semuanya akan dilakukan klarifikasi partai agar disiplin partai ditegakkan,” ungkap Hasto di Jakarta Pusat, Sabtu (8/7/2023), dikutip dari rilis media PDIP.

Setelah klarifikasi, nantinya Bidang Kehormatan DPP PDIP akan mengusulkan untuk beri hukuman atau tidak kepada Effendi, sesuai AD/ART partai.

“Seluruh kader PDI Perjuangan, setelah 21 April ketika keputusan sudah diambil oleh Ketua Umum Partai Ibu Megawati Soekarnoputri, semua harus satu arah, mendukung Pak Ganjar Pranowo,” jelas Hasto.

Prabowo tak ingin mengurusi polemik di PDIP itu. Prabowo mengaku datang ke acara Rakernas PSBI karena diundang.

Menurutnya, Rekernas PSBI merupakan acara kebudayaan bukan politik.

“Acara adat ya saya harus hormati orang yang ngundang. Kan gitu,” ujar Prabowo kepada wartawan di Tangerang, Minggu (9/7/2023), dilansir Bisnis.com.

Sementara terkait pemanggilan Effendi akibat kode dukung dirinya sebagai calon presiden pada Pilpres 2024, Prabowo tak mau banyak komentar.

Menurutnya, itu merupakan urusan internal PDIP. “Itu urusan, bukan urusan saya,” jelas Menteri Pertahanan ini.

Sebagai informasi, pada bulan Mei 2023 lalu Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, juga dipanggil ke DPP seusai menjamu Prabowo di Solo.

Seusai makan malam, tiba-tiba sekelompok pendukung Jokowi dan Gibran mendukung Prabowo di Pilpres 2024.

Seusai memberi klarifikasi Gibran menegaskan tegak lurus sesuai arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

“Saya sebagai kader PDIP, sebagai kader muda, saya akan tetap tegak lurus sesuai arahan ibu ketua umum,” ujar Gibran di Sekretariat DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya