SOLOPOS.COM - Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD (kiri) saat kampanye akbar di Lapangan Kompleks Meranti Land, Jalan Asahan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Minggu (28/1/2024). (ANTARA/HO-TPN Ganjar-Mahfud)

Solopos.com, SOLO – Profil cawapres pendamping Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024, Mahfud Md, banyak dicari. Apalagi setelah Mahfud resmi mundur dari jabatannya sebagai Menko Polhukam di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo.

Mahfud melakukan hal tersebut demi memberikan contoh kepada pejabat negara sekaligus sebagai wujud menjaga etika berpolitik, serta menghindari adanya konflik kepentingan dalam Kabinet Indonesia Maju.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Sikapnya ini membuat namanya makin dielu-elukan. Dari situ juga, profil Mahfud Md, cawapres asal Sampang, Madura itu menjadi semakin menarik untuk diulas.

Kehidupan, Pendidikan, dan Keluarga

Mohammad Mahfud Mahmodin atau kelak lebih dikenal sebagai Mahfud Md, adalah seorang akademisi, hakim agung, sekaligus politikus kenamaan tanah air.

Pria kelahiran 13 Mei 1957 di Sampang, Madura, Jawa Timur, itu memiliki kisah unik soal nama akronim namanya. Asal-usul nama tersebut didapatinya saat bersekolah di Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN). Kala itu, Mahfud mendapati dirinya memiliki teman dengan nama serupa.

Hal ini sontak membingungkan pengajarnya hingga akhirnya, guru-gurunya pun sepakat untuk memanggil Mahfud dengan tambahan nama sang ayah, Mahmodin. Seiring berjalannya waktu, nama tersebut melekat bersamanya dan perlahan, nama tersebut akhirnya disingkat menjadi Md.

Soal pendidikan hukum, ia memulainya dengan bersekolah di Pendidikan Hukum Islam Negeri (PHIN) di Yogyakarta hingga lulus pada 1978. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya dengan menempuh jenjang sarjana secara double degree, di Universitas Gadjah Mada (UGM) di jurusan Sastra Arab dan Universitas Islam Indonesia (UII) untuk jurusan Hukum Tata Negara.

Dengan segenap tekad yang dimiliki, ia pun lulus pada 1983. Setelah itu, Mahfud Md juga langsung melanjutkan pendidikannya di jurusan Ilmu Politik program Pascasarjana. Lulus dengan gelar Magister Ilmu Politik, Mahfud Md kembali melanjutkan studi pada bidang Hukum Tata Negara, dan lulus pada 1993.

Sejak masa kuliahnya di UII, Mahfud memang sudah mengenal istrinya, Zaizatoen Nihajati atau Yatie. Pertemuan itu berawal karena dirinya sama-sama berkuliah di jurusan Hukum Tata Negara. Selain itu juga, Mahfud dan Yatie memang sama-sama terafiliasi sebagai kader di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam.

Berawal dari pertemuannya pada 1978, Mahfud akhirnya berpacaran dengan Nihajati. Setelah merasa cocok, keduanya pun secara serius menapaki tangga pelaminan. Mahfud secara resmi menikahi Nihajati pada 2 oktober 1982. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai tiga orang anak, yaitu Mohammad Ikhwan Zein, Vina Amalia, dan Royhan Akbar.

Pendekar Hukum

Sejak lulus sarjana 1983, Mahfud Md memulai pekerjaannya sebagai pengajar di Universitas Islam Indonesia. Dari sana, karier akademisi Mahfud pun dimulai.

Berawal dari dosen, kariernya pun terus menanjak. Sebelum berkarier di dunia politik, diketahui dirinya sempat menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Islam Indonesia terhitung mulai 1996 hingga 2000.

Dirinya juga pernah didapuk sebagai Rektor Universitas Islam Kadiri pada periode 2003-2006. Saat berpindah haluan menjadi politikus, Mahfud Md juga masih kerap memberikan kuliah umum di sejumlah kampus seperti UGM, Universitas Nommensen, Universitas Udayana dan masih banyak lagi.

Politikus menjadi karier barunya ketika di era Gus Dur, ia secara singkat berperan sebagai Staf Ahli dan Deputi Menteri Negara Urusan HAM pada 1999 hingga 2000. Mahfud juga dipercaya untuk mengisi kabinet dengan menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Kehakiman dalam waktu singkat.

Perlahan namun pasti, kariernya di dunia politik mulai kokoh saat ia menduduki kursi Komisi tiga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sekaligus Wakil Ketua Badan Legislatif pada 2004 hingga 2008.

Layaknya sebuah lampu, kiprahnya pun semakin bersinar ketika berperan dirinya berperan sebagai hakim dan juga Ketua Mahkamah Konstitusi di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Napasnya di dunia politik pun berlanjut ketika dirinya didapuk menjadi tokoh dalam Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila di periode pertama kepresidenan Jokowi. Karena kecakapannya sebagai negarawan, Jokowi yang kala itu baru saja memenangkan pertarungan politik pada Pemilihan Presiden 2019, ikut membawa Mahfud dalam kabinetnya saat ini, Kabinet Indonesia Maju.

Mahfud Md diberi amanah sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, hingga Keamanan (Menko Polhukam). Banyaknya jabatan pemerintah mulai dari legislatif hingga yudikatif, menjadikannya dikenal sebagai sosok pejabat Trias Politica Tanah Air.

Dirinya juga dijuluki sebagai Pendekar Hukum karena sosoknya yang kerap tampil berani, dalam mengusut sejumlah kasus korupsi di Indonesia. Banyak kasus besar yang berhasil ia kuak baik sebagai hakim maupun Menko Polhukam.

Di bawahnya banyak kasus korupsi yang terselesaikan seperti contoh, kasus korupsi pada Koperasi Pencucian Uang (KSP) Indosurya, mengungkap dugaan transaksi 349 Triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), hingga korupsi dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Bibit Samat Riyanto dan Chandra Hamzah.

Begitulah profil cawaores Mahfud Md. Pria asal Sampang itu telah tumbuh menjadi sosok dengan segudang prestasi. Banyaknya prestasi yang diukir adalah bukti sikap patriotik dan cinta tanah air. Kini bersama Ganjar Pranowo, dia berupaya mewujudkan Indonesia yang lebih baik. (Solopos.com/Aryo Satryo Tamtomo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya