SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri penyerahan Bantuan Pangan Cadangan Pemerintah di Gudang Bulog Telukan, Grogol, Sukoharjo, Kamis (1/2/2024). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SOLO — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan penyebab kenaikan beras di sejumlah pasar dalam negeri. Dia menyebut hal itu disebabkan perubahan iklim yang juga dirasakan sejumlah negara lain.

“Kenapa harga beras naik? Karena ada perubahan musim, ada El Nino, dan itu dialami bukan hanya negara kita, tetapi juga negara lain mengalami hal yang sama,” ungkap Presiden Jokowi kepada perwakilan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Bulog Batangase, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (22/2/2024).

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Kepala Negara menekankan penyaluran bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tahap pertama kepada 1.000 warga KPM di Maros adalah bentuk perhatian serius pemerintah kepada masyarakat.

Selain itu, dengan pemberian beras 10 kg per bulan selama enam bulan ke depan kepada KPM, tentu mengurangi beban masyarakat di tengah kenaikan harga beras di pasaran akibat dampak dari El Nino serta perubahan iklim.

“Hanya di negara lain tidak diberi 10 kg per bulan. Rakyat kita diberi 10 kg setiap bulan, bedanya itu. Harga beras di seluruh dunia naik,” tutur Jokowi di hadapan warga penerima yang disambut tepukan tangan sebagaimana dilansir Antara.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyampaikan pemerintah mulai menyalurkan bantuan pangan CBP untuk tahap pertama di seluruh Indonesia kepada KPM termasuk di Kabupaten Maros dengan berat 10 kilogram per bulannya.

“Bapak ibu sekalian, sudah terima beras 10 kg? Januari sudah terima, Februari sudah terima, Maret akan terima lagi, yang belum akan terima lagi. April akan terima lagi, Mei akan terima lagi dan Juni akan terima lagi, yang tidak setuju tunjuk jari,” ucapnya menyapa perwakilan penerima bantuan di area gudang Bulog tersebut.

Presiden menegaskan pemberian bantuan pangan mulai Januari 2024 dan masih berlangsung hingga Juni 2024. Namun pada Juli 2024, pemerintah akan melihat kembali kemampuan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebelum menyalurkan bantuan pangan.

“Nanti setelah Juni saya lihat dulu APBN-nya. Kalau cukup, tetapi saya tidak janji loh,” tutur Jokowi kepada penerima sembari tersenyum.

Mantan Wali Kota Solo ini sempat menanyakan kepada penerima bantuan di tempat itu, apakah bantuan CBP untuk dua bulan yakni Januari dan Februari sudah diterima, dan begitupun Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada warga yang hadir.

“BLT itu ada yang terima ada yang tidak, karena tidak semuanya. Tetapi, sebentar lagi akan keluar BLT sebesar Rp200.000, Rp200.000, Rp200.000, (Rp600.000), tetapi saya tidak tahu di sini ibu-ibu, bapak-bapak dapat semua, saya enggak tahu,” tutur presiden saat berinteraksi dengan warga penerima manfaat.

Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja di Sulawesi Selatan didampingi Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam beserta pejabat terkait lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya