SOLOPOS.COM - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto. (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Bergabungnya Partai Demokrat ke koalisi Prabowo Subianto mengundang dilema karena partai bintang merci mengusung tagline perubahan.

Padahal Prabowo adalah salah menteri kepercayaan Presiden Joko Widodo.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Mengenai hal ini, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengaku menitipkan agenda perubahan dan perbaikan kepada Prabowo.

AHY bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu Prabowo dan jajaran pimpinan partai dari Koalisi Indonesia Maju di Hambalang, Jawa Barat, Minggu (17/9/2023) untuk menyampaikan dukungan Demokrat kepada Prabowo.

“Dalam pertemuan sore tadi di Hambalang, Ketua Umum Partai Demokrat menyampaikan hasil keputusan MTP (Majelis Tinggi Partai) Demokrat yang menyatakan Partai Demokrat mendukung Pak Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Pada kesempatan itu, Ketum AHY juga menitipkan agenda perubahan dan perbaikan yang diusung Partai Demokrat,” kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya sebagaimana dikutip dari siaran resmi Partai Demokrat, Senin (18/9/2023).

Riefky menjelaskan agenda perubahan dan perbaikan bukan berarti mengganti atau menghapus seluruhnya program pemerintahan Jokowi yang telah berjalan saat ini.

“Yang sudah baik dilanjutkan, yang belum baik diperbaiki,” kata AHY dalam pertemuannya dengan Prabowo sebagaimana disampaikan oleh Teuku Riefky, dilansir dari Antara.

Meskipun Demokrat telah menyampaikan dukungannya secara langsung ke Prabowo, Teuku Riefky mengatakan deklarasi dukungan secara resmi akan diumumkan oleh AHY di hadapan ribuan kader saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat pada 21 September 2023.

Seperti diketahui, sebelumnya Partai Demokrat menjadi bagian Koalisi Perubahan yang diinisiasi Partai Nasdem dan PKS.

Koalisi Perubahan mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024.

Tak Terkejut

Politikus PDIP Charles Honoris tak terkejut Partai Demokrat bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo Subianto.

Alasannya karena dalam dua pemilu presiden sebelumnya, 2014 dan 2019, Demokrat juga mendukung Prabowo.

Namun PDIP tidak takut kalah karena sudah terbiasa dikeroyok dalam Pilpres.

“Bergabungnya Partai Demokrat ke koalisi (pendukung) Prabowo adalah hal yang tidak mengejutkan sama sekali. Sebab, dalam dua pilpres sebelumnya (2014 dan 2019), Partai Demokrat juga selalu mendukung Prabowo,” kata Charles dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (18/9/2023).

Menurut Charles, bergabungnya Partai Demokrat dengan KIM membuat koalisi tersebut menjadi gemuk.

Hal itu mengingatkannya pada koalisi pendukung Prabowo pada Pilpres 2014 silam.

Di mana saat itu, Prabowo didukung koalisi besar tetapi akhirnya kalah oleh Jokowi yang didukung koalisi yang lebih sedikit partai.

“Pada akhirnya sejarah mencatat yang kurus yang didukung rakyatlah yang menang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya