News
Senin, 18 September 2023 - 09:23 WIB

Menteri Bahlil Sebut Percepatan Proyek Rempang akan Dilakukan dengan Humanis

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tangkapan layar Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers realisasi investasi triwulan II 2022 di Jakarta, Rabu (20/7/2022). ANTARA/Youtube Kementerian Investasi-BKPM/pri. (ANTARA/Youtube Kementerian Investasi-BKPM)

Solopos.com, BATAM – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan menangani masalah proyek di Pulau Rempang, Batam dengan cara humanis.

Dia berjanji akan memperlakukan masyarakat Pulau Rempang yang terdampak relokasi akibat proyek ini dengan baik.
“Kami akan mengerahkan cara-cara yang lembut,” kata dia

Advertisement

Hal itu dia sampaikan saat memberi penjelasan terkait percepatan pengembangan proyek Rempang Eco-City yang terkesan terburu-buru sehingga menimbulkan protes dari warga.

Menurut Bahlil, investasi itu tidak seperti buah yang tumbuh dari sebuah pohon. Investasi itu harus direbut, sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

“Kami ini berkompetisi, negara tujuan foreign direct investment (FDI) terbesar di ASEAN saat ini diraih negara Singapura di posisi pertama. Sementara itu, Indonesia dengan luas wilayah lebih besar, justru berada di posisi kedua. Ini kami mau merebut investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan,” kata Bahlil di Batam Kepulauan Riau, Minggu (17/9/2023) seperti dilansir Antara.

Advertisement

Untuk itu, Bahlil menegaskan, perebutan proyek investasi asing ini butuh kecepatan dan ketepatan yang tidak menimbulkan kerugian di satu pihak.

“Kalau kita terlalu lama, memangnya mereka [investor] mau menunggu kita? Kita butuh mereka, tapi di sisi lain, juga harus menghargai yang di dalam,” ujarnya.

Ia mengungkapkan total nilai investasi yang akan diserap dari proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City ini mencapai lebih dari Rp300 triliun. Di pengembangan tahap awal, investor akan menggelontorkan kurang lebih Rp175 triliun.

Advertisement

Dengan itu, menurutnya, akan berdampak positif terhadap capaian pendapatan negara, serta dampaknya juga dapat dirasakan oleh masyarakat berupa lapangan pekerjaan yang melimpah.

“Kalau ini lepas, itu berarti potensi capaian PAD [pendapatan asli daerah] dan penciptaan lapangan pekerjaan untuk saudara-saudara kita di sini akan hilang,” jelasnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif