SOLOPOS.COM - Capres-cawapres nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berpose usai tiba di lokasi debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

Solopos.com, SOLO — Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud Md, menjanjikan biaya haji murah dan daftar tunggu yang cepat. Janji kampanye itu disampaikan saat mengunjungi Pondok Pesantren Nahdlatut Thullab, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Kamis (11/1/2024).

“Bisakah ongkos naik haji (ONH) murah dan tidak lama antrenya? Kami usahakan,” kata Mahfud sebagaimana dikabarkan Antara.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Mahfud mengatakan bahwa pihaknya akan mengusahakan dua hal tersebut. Terutama mengingat adanya kuota tambahan yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi.

“Kadang kala Arab Saudi itu memberi kuota mendadak. Sudah selesai biayanya ditentukan, tiba-tiba presiden diberi tahu oleh Arab Saudi, ‘Ayo Indonesia ini pakai 10.000 lagi, dapat’. Akan tetapi, memang jatahnya 1 persen sehingga dari Indonesia itu banyak yang enggak tertampung,” katanya.

Janji tersebut dapat diusahakan oleh dirinya bersama calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dengan cara menegosiasikan kuota haji 1% yang tidak terpakai di negara lain.

“Akan tetapi, nanti kami negosiasikan agar bisa menjadi lebih murah dan cepat,” ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

Sejumlah negara yang kuotanya tidak dioptimalkan untuk dipakai, kata dia, yakni Australia hingga Belanda.

“Anak saya yang tahun ini haji lewat Netherlands (Belanda). Bukan dari Indonesia, ke Netherlands dahulu. Memang sekolah di sana. Jadi, dia dapat menggunakan kuota yang 1%” katanya.

Mahfud mengungkapkan bahwa tidak optimalnya kuota 1 persen di beberapa negara karena kurangnya warga Islam di negara-negara tersebut. Berbeda dengan Indonesia yang antreannya sudah mencapai 30 tahun.

“Penduduk Belanda enggak ada yang mau naik haji, kan enggak banyak Islamnya. Ditawar-tawarkan ke mana? Nah anak saya ambil dan ini dapat, enggak usah antre. Sepekan sebelum ingin saja sudah lapor, Saya mau haji, bisa? Bisa,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya