SOLOPOS.COM - Sejumlah mahasiswa dan dosen Universitas Surakata (Unsa) lolos dalam Program Kampus Merdeka. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO  — Lima mahasiswa Universitas Surakarta (Unsa) dari berbagai program studi lolos dalam program Kampus Mengajar batch 5 pada 2023. Selain itu ada seorang mahasiswa Unsa yang lolos program magang studi independent bersertifikat (MSIB) di perusahaan ternama, serta praktisi mengajar sebanyak 12 dosen berkolaborasi dengan 21 praktisi profesional dan perusahaan  .

Program Kampus Mengajar adalah inisiatif yang melibatkan partisipasi para dosen, peneliti, dan tenaga pendidik dari perguruan tinggi untuk memberikan kontribusi nyata pada peningkatan kualitas pendidikan di daerah terpencil atau terpencil di Indonesia. Program ini bertujuan menjangkau komunitas pendidikan di wilayah-wilayah yang sulit diakses dan memberikan aksesibilitas yang lebih baik terhadap pendidikan berkualitas.

Promosi Perkuat Kapabilitas Digital, BRI Gandeng Tencent Cloud dan Hi Cloud Indonesia

Terdapat banyak program MBKM yang ditawarkan kepada perguruan tinggi untuk mengikuti program seperti kampus mengajar, praktisi mengajar, wirausaha merdeka, magang bersertifikat, dan program manfaat lainnya.

Dalam program kampus mengajar, kelompok mahasiswa dan dosen dari perguruan tinggi di bawah naungan Kemendibudristek ditempatkan di sekolah-sekolah di daerah terpencil untuk jangka waktu tertentu. Mereka memberikan ilmu untuk meningkatkan literasi dan numerasi para siswa, memberi inovasi dalam hal pembelajaran, dan memberikan bimbingan kepada guru dan siswa. Mahasiswa dibantu oleh dosen pembimbing lapangan dalam arahan penugasannya.

Program Kampus Mengajar memiliki beberapa manfaat yang signifikan. Yang utama, program ini membantu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang memang membutuhkan dengan membawa para ahli akademik yang berkualitas tinggi ke komunitas tersebut.

Para dosen dapat membantu dalam menyusun kurikulum yang relevan, memberikan pengetahuan yang mutakhir kepada mahasiswa dan dilanjutkan kepada siswa, serta memberikan pelatihan kepada guru setempat untuk meningkatkan metode pengajaran.

Koordinator Perguruan Tinggi Unsa, Dody Irnawan, mengatakan  implementasi dari program ini adalah mahasiswa dapat belajar disiplin dan menghargai waktu  dari seorang pengajar, seperti yang dilakukannya selama satu semester.

“Selanjutnya, seperti seorang pengajar, mahasiswa diharapkan banyak membaca buku referensi dan berbicara dengan kelompok.  Mahasiswa memulai inisiatif untuk melakukan pengabdian sosial melalui program penuntasan buta aksara dengan mengajak atau melibatkan teman-teman lainnya,” ujarnya dalam rilis yang diterima Solopos.com.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca para siswa dan juga dalam berhitung. Namun, tidak hanya siswa dan guru yang terlibat dalam perubahan, kampus mengajar dapat menjadi sebuah media bagi mahasiswa untuk berkembang di tempat yang baru.

“Sehingga dengan kehadiran pihak akademis dari perguruan tinggi di atas, mahasiswa dituntut untuk selalu belajar dan kreatif dalam mengajarkan ilmu pengetahuan dalam hal ini di mana mahasiswa akan menjadi seorang Agent of Change tidak hanya saat menjadi mahasiswa saja tetapi saat lulus nanti akan membawa dampak yang besar terutama menjadi seseorang yang inovatif dalam menciptakan peluang dan profesionalisme dalam bidang apapun,” ujar Dody.

Dijelaskan, untuk keberhasilan Program Kampus Mengajar, ada beberapa tantangan yang harus diatasi. Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan infrastruktur pendidikan di daerah terpencil.

Beberapa daerah mungkin tidak memiliki fasilitas yang memadai atau akses yang mudah ke pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif antara perguruan tinggi, pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait untuk mengatasi masalah infrastruktur ini.

Selain itu, penting juga untuk memastikan adanya kelanjutan program ini. Setelah kepergian tim akademisi, penting bagi pemerintah setempat dan sekolah-sekolah untuk terus melanjutkan kerja sama dan menerapkan pengajaran yang inovatif serta praktik terbaik yang telah diperkenalkan oleh tim akademisi.

Secara keseluruhan, Program Kampus Mengajar merupakan upaya yang berharga dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil. Dengan melibatkan para ahli akademik dan mahasiswa, program ini berpotensi memberikan dampak positif yang signifikan bagi pendidikan di Indonesia.

Dody juga berharap  para mahasiswa yang mengikuti program kampus mengajar adalah mahasiwa dapat  merasakan keuntungan dari program ini untuk pengembangan diri. “Mahasiswa juga diharapkan dapat menjadi pelopor untuk menginspirasi semua mahasiswa di Universitas Surakarta,  sehingga untuk angkatan berikutnya mahasiswa yang tertarik mengikuti kegiatan MBKM dapat belajar dari pengalaman teman-teman mahasiswa yang sudah lolos program MBKM di angkatan sebelumnya,” ujarnya.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya