SOLOPOS.COM - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama kelompok relawan Pro Jokowi (Projo) saat deklarasi pencapresan di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu (14/10/2023). (Bisnis.com)

Solopos.com, SOLO — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, merasa bahwa oposisi gendut atau kelompok besar yang berseberangan dengan pemerintah tidak akan cocok dengan budaya politik Indonesia.

Habiburokhman berpendapat, Indonesia tidak harus mencontoh praktik sistem politik di negara-negara Barat terkait hubungan antara oposisi-koalisi. Indonesia, lanjutnya, punya budaya sendiri.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

“Saya pikir praktik-praktik yang terjadi di luar negeri misalnya harus ada proporsi partai yang di luar pemerintahan dan ada yang di dalam, itu belum tentu juga ideal untuk diterapkan di Indonesia,” jelas Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2024).

Dia menilai, budaya politik asli Indonesia yaitu musyarawah mufakat. Oleh sebab itu, seharusnya perpolitikan di Indonesia lebih utamakan kebersamaan daripada gontok-gontokan.

Habiburokhman menilai, lebih banyak keuntungan apabila politik yang utamakan kebersamaan daripada perselisihan. Dia pun membandingkan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia dengan negara-negara Barat.

“Kita jadi salah satu negara yang terbaik dan tercepat melewati pandemi. Itu harus diakui kayak Jepang, Jerman, negara-negara Eropa baru selesai pandemi, baik penyebaran disease-nya [penyakitnya] maupun dampak ekonominya sekitar dua tahun lebih lambat dari kita,” sambung dia.

Dia kembali mencontohkan, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa berjalan dengan baik karena sedikitnya oposisi. Sehingga, calon presiden terpilih Prabowo Subianto akan mencoba merangkul semua partai politik untuk bergabung ke pemerintahan selanjutnya.

Habiburokhman meyakini, jikalau pun nanti hanya sedikit oposisi pemerintah Prabowo maka akan tetap ada mekanisme pengawasan lewat DPR. Menurutnya, selama ini DPR akan tetap kritik kepada pemerintah meskipun mayoritas diisi oleh partai politik pendukung Jokowi.

“Partai koalisi pendukung pemerintah sering kali kan tetap bersikap kritis terhadap menteri yang dari partai yang sama. Contoh, saudara Masinton [PDIP] misalnya, mengkritik secara keras Menkumham [Yasonna Laoly, juga dari PDIP] ya,” ujarnya.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Gerindra Sebut Oposisi Gendut Tak Cocok untuk Politik Indonesia”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya