SOLOPOS.COM - Warga melintas di reruntuhan tanah di Pasir Masigit, Desa Cipeuteuy, Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (9/12/2023). Data dari Desa Cipeuteuy mencatat, gempa bumi dengan magnitudo 4,0 di kaki Gunung Salak yang terjadi Jumat (8/12/2023) mengakibatkan 68 rumah mengalami kerusakan dan 39 warga terpaksa mengungsi di tenda pengungsian. ANTARA FOTO/Henry Purba/agr/YU

Solopos.com, BOGOR — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Salak yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan gempa bumi dengan magnitudo 4,0 yang mengguncang barat daya Kota Bogor, pada Jumat (8/12/2023) dini hari, menyebabkan gempa tektonik lokal Gunung Salak mengalami peningkatan.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Gempa tektonik lokal mengalami peningkatan jumlah gempa di atas empat kali kejadian per hari,” ujarnya dalam laporan yang diterima di Jakarta, Senin (11/12/2023), dilansir Antara.

PVMBG mencatat ada delapan kejadian gempa tektonik lokal di Gunung Salak pada 6 Desember 2023, lalu tercatat sebanyak tujuh kali kejadian pada 7 Desember 2023, dan tujuh kali kejadian pada 8 Desember 2023.

Berdasarkan pengamatan kegempaan periode 1-9 Desember 2023, PVMBG mengungkapkan Gunung Salak masih didominasi gempa tektonik jauh yang terekam sebanyak 31 kali kejadian dan gempa tektonik lokal sebanyak 22 kali kejadian.

Sedangkan, gempa vulkanik sebagai indikasi aktivitas Gunung Salak tidak terekam.

“Meskipun dari kegempaan cenderung normal, namun tetap perlu diwaspadai terjadinya erupsi freatik berupa semburan lumpur atau erupsi uap air yang dapat terjadi tiba-tiba pasca terjadinya kenaikan gempa tektonik lokal beberapa hari lalu,” kata Hendra.

Lebih lanjut dia mengingatkan bahwa musim hujan membuat kelembaban udara di sekitar kawah menjadi lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai. 

Kondisi itu dapat menyebabkan konsentrasi gas-gasnya meningkat dan bisa membahayakan kehidupan.

Hendra menyatakan tingkat aktivitas Gunung api Salak tidak mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dan tetap berada pada status level I atau normal.

Dalam tingkat aktivitas level I tersebut, masyarakat direkomendasikan untuk tidak memasuki kawah dalam radius 500 meter dari kawah-kawah yang aktif di Gunung Salak (Kawah Ratu, Kawah Hirup, dan Kawah Paeh) terutama saat musim hujan untuk menghindari terjadinya akumulasi gas yang berbahaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya