SOLOPOS.COM - Acara roadshow bincang interaktif tematik yang diadakan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Solo tentang kekerasan dan pelecehan seksual di SMPN 23 Solo, Selasa (8/8/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo membuat acara roadshow bincang interaktif tematik tentang kekerasan dan pelecehan seksual di SMPN 23 Solo, Selasa (8/8/2023).

Kasi Manajemen Peningkatan Mutu SMP Disdik Solo, Ani Indriani menyebut acara itu bertujuan mencegah permasalahan dasar di bidang pendidikan seperti intoleransi, perundungan, dan kekerasan.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

“Kita tidak bisa menutup mata itu marak terjadi, terutama yang kekerasan seksual dan bullying, dan dari dinas atau satuan pendidikan belum ada gerakan yang masif untuk menyelesaikan masalah,” kata dia kepada Solopos.com, Selasa (8/8/2023).

Dia mengatakan tidak perlu menunggu ada kasus terlebih dahulu baru bisa bergerak. Menurut dia, acara tersebut juga sebagai langkah preventif untuk mengedukasi siswa, orang tua, dan guru. “Mereka harus paham pentingnya agar kasus kekerasan seksual harus terjadi,” kata dia.

Untuk itu, pihaknya mengundang tidak hanya siswa sekolah melainkan orang tua, komite sekolah, dan guru. Selain itu dia melibatkan beberapa narasumber seperti Dinas Sosial, Dinas Komunikasi dan Informatika, Puskesmas, sampai Yayasan Kepedulian untuk Anak (Yayasan Kakak).

“Karena kejadian atau kasus kekerasan itu terjadi di sekitar siswa, orang tua, dan guru. Lalu masalah ini tidak bisa kita selesaikan sendiri, makanya kita bekerja sama dengan lintas bidang dan lintas dinas,” kata dia.

Dia mengatakan masih terdapat serangkaian acara serupa dengan tema antibullying di SMPN 9 Solo, Rabu (9/8/2023). Ani menyebut tahun depan menargetkan untuk bisa menyasar enam sekolah.

“Jadi kita ingin mengadakan reguler setiap tahun, agar pencegahan kekerasan atau bullying di sekolah semakin masih,” lanjut dia.

Kepala SMPN 23 Solo, Herni Budiati, mengatakan sebelumnya sudah mencegah dan mengedukasi kekerasan seksual kepada siswa melalui kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

“Kami melaksanakan edukasi itu dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya, di antaranya termasuk antiperundungan dan kekerasan seksual,” kata dia.

Dia mengatakan edukasi seksual juga dilakukan melalui guru mapel yang mengampu materi kesehatan reproduksi. Dia mengatakan menyambut baik kegiatan tersebut lantaran membantu pencegahan kasus terjadi di sekolah.

“Kalau didukung dinas kita semakin terbantu, apalagi ini menandakan isu kekerasan seksual penting untuk selalu diperhatikan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya