SOLOPOS.COM - Personel Polri berupaya memadamkan api yang membakar hutan dan lahan di Kelurahan Patuk Katimpun, Palangka Raya, Selasa (29/8/2023). Petugas gabungan masih terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di daerah tersebut. ANTARA FOTO/Auliya Rahman/tom.

Solopos.com, SOLO — Hutan merupakan salah satu aset penting alam karena dianggap sebagai penghasil oksigen bagi manusia. Indonesia merupakan negara yang memiliki area lahan hutan yang sangat luas hingga dijuluki dengan sebutan paru-paru dunia.

Area luas hutan di Indonesia kini menyempit karena banyaknya kasus kebakaran hutan yang terjadi. Melansir dari bpbd.limapuluhkotakab.go.id yang diakses pada Rabu (30/8/2023), penyebab terjadinya kebakaran hutan terdiri dari dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor kesengajaan yang dilakukan oleh manusia.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Kebakaran hutan yang terjadi akibat faktor alam biasanya terjadi karena beberapa peristiwa alamiah, diantaranya yaitu musim kemarau panjang, sambaran petir, aktivitas vulkanis, dan ground fire. 

Ground fire merupakan kebakaran yang terjadi di dalam lapisan tanah yang biasanya terjadi ketika musim kemarau berkepanjangan pada lahan yang memiliki tanah gambut.

Sementara itu untuk kasus kebakaran hutan yang terjadi akibat kesengajaan yang dilakukan oleh manusia terjadi karena beberapa hal. 

Diantara hal tersebut yaitu pemnbukaan lahan perkebunan sehingga membutuhkan lahan kosong yang menyebabkan manusia akhirnya membakar hutan agar mendapatkan hutan gundul.

Selanjutnya ada konflik yang terjadi antara perusahaan dan masyarakat yang memiliki lahan tersebut. 

Perusahaan yang biasanya ingin mengambil alih lahan tersebut lalu melakukan pembakaran lahan hutan hingga menyebabkan degradasi lahan sehingga nilainya berkurang dan lebih mudah direbut dari masyarakat. 

Selain itu penduduk lokal yang merasa lahannya direbut juga sering melakukan pembakaran lahan sebagai bentuk protes mereka terhadap perusahaan.

Faktor selanjutnya yaitu faktor ekonomi yang dialami oleh masyarakat yang mendorong mereka melakukan pembakaran hutan agar dapat membuka lahan dengan sedikit biaya. 

Kemudian kurang adanya penegakan hukum atas pelaku tindak pembakaran hutan ini juga menjadi salah satu faktor. 

Terakhir ada hal sepele yang dapat menyebabkan hutan terbakar, yaitu meninggalkan bekas api unggun yang masih menyala atau membuang putung rokok di hutan.

Peristiwa kebakaran hutan menimbulkan berbagai dampat buruk yang merugikan tidak hanya negara tetapi juga manusia. 

Dampak buruk dari peristiwa kebakaran hutan yaitu dapat menyebabkan bencana banjir, flora dan fauna yang musnah, emisi gas karbondioksida menyebar dalam udara, asap pembakaran hutan dapat menyebabkan penyakit seperti ISPA, dan berkurangnya sumber air sehingga dapat terjadi kekeringan.

Menurut data yang dilaporkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada bulan Juli 2023, sepanjang Januari hingga Juli 2023 Indonesia telah mengalami kebakaran hutan yang menghabisi ribuan hektar lahan. 

Berikut ini merupakan data provinsi yang paling banyak mengalami peristiwa kebakaran hutan di Indonesia.

1. Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi nomor 1 di Indonesia yang memiliki lahan hutan terbakar paling luas. 

Menurut data yang dilaporkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, seluas 28.718 hektar lahan hutan di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami kasus kebakaran hutan.

2. Kalimantan Barat

Provinsi Kalimantan Barat merupakan provinsi nomor 2 di Indonesia yang memiliki lahan hutan terbakar paling luas. 

Menurut data yang dilaporkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, seluas 12.537 hektar lahan hutan di Provinsi Kalimantan Barat mengalami kasus kebakaran hutan.

3. Nusa Tenggara Barat

Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi nomor 3 di Indonesia yang memiliki lahan hutan terbakar paling luas. 



Menurut data yang dilaporkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, seluas 9.662 hektar lahan hutan di Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami kasus kebakaran hutan.

4. Kalimantan Selatan

Provinsi Kalimantan Selatan merupakan provinsi nomor 4 di Indonesia yang memiliki lahan hutan terbakar paling luas. 

Menurut data yang dilaporkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, seluas 7.483 hektar lahan hutan di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami kasus kebakaran hutan.

5. Jawa Timur

Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi nomor 5 di Indonesia yang memiliki lahan hutan terbakar paling luas. 

Menurut data yang dilaporkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, seluas 7.076 hektar lahan hutan di Provinsi Jawa Timur mengalami kasus kebakaran hutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya