SOLOPOS.COM - Para peserta yang merupakan difabel netra mengikuti UTBK di UPT TIK UNS Solo, Kamis (2/5/2024). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Terdapat lima peserta difabel netra yang mengikuti  Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di UPT TIK, Kampus UNS Kentingan Jl. Ir. Sutami No.36, Jebres, Kecamatan Jebres, Solo, Kamis (2/5/2024).

Mereka mengikuti ujian mulai pukul 06.45 WIB sampai sekitar pukul 10.30 WIB di ruangan khusus yang disediakan oleh panitia. Salah satu yang mengikuti UTBK adalah peserta asal Solo, Yahya Ardiansyah.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Alumni SMKN 8 Solo itu datang di lokasi ujian sekitar pukul 06.00 WIB. Yahya sengaja datang lebih awal agar bisa bersiap mengerjakan ujian. Dirinya memilih program studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan Sastra Indonesia UNS.

“Saya sengaja memilih PLB karena menyesuaikan saja, karena saya memiliki keterbatasan seperti ini jadi ya memprioritaskan untuk ke PLB,” kata dia ketika ditemui Solopos.com setelah ujian, Kamis (2/5/2024).

Yahya kelak juga ingin membantu orang dengan kebutuhan khusus agar bisa mandiri. Namun, jika diterimanya di Sastra Indonesia dirinya ingin menjadi penulis novel. “Saya memang suka nulis,” kata dia.

Dia mengatakan secara teknis tidak ada kendala berarti ketika mengerjakan soal UTBK. Dia mengatakan bisa mengakses soal dengan baik. Selain itu jika memang ada kendala dirinya bisa meminta bantuan ke pendamping. “Kalau ada kendala langsung ditangani,” kata dia.

Dia mengatakan tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi UTBK. Yahya hanya sering-sering latihan. Dia cukup optimis dirinya bisa lulus UTBK dan berkuliah sesuai prodi yang dia inginkan.

Sementara itu Dosen PLB UNS Solo yang juga pengawas ujian khusus difabel netra, Doni Prakoso, mengatakan teknis pelaksanaan UTBK kali ini mengalami beberapa kendala. Salah satunya ada peserta yang mengalami kesulitan.

“Terutama peserta yang belum pernah memegang [mengoperasikan] komputer sama sekali. Mereka kesulitan untuk akses soalnya, bagaimana mengoperasikan komputer bicaranya, bagaimana cara memilih jawaban, tadi mereka juga bingung,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis.

Dia mengatakan seharusnya dari tingkat SMA para peserta sudah diajarkan untuk menggunakan atau mengakses komputer. Dia mengatakan ada dua peserta yang belum pernah menggunakan komputer, lalu sisanya sudah bisa. 

Meski begitu, Doni menyebut dua orang yang belum pernah mengoperasikan komputer itu dibimbing secara intens oleh pengawas. “Kalau yang sudah bisa tadi tiga peserta, ya kalau sudah pernah mengoperasikan komputer itu aman-aman saja untuk mengerjakan soal,” kata dia.

Dia mengatakan untuk fasilitas untuk peserta netra perlu ditambahkan keyboard yang memiliki tombol braille. Hal itu agar mempermudah para peserta mengoperasikan komputer yang digunakan ujian.  “Ujiannya kan berbasis suara, sedangkan untuk mengerjakan aplikasi dari soalnya itu pakai keyboard,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya