SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi didampingi Menhan Prabowo Subianto saat mengunjungi PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Senin (24/7/2023). (Youtube Sekretariat Kepresidenan)

Solopos.com, SOLO — Kemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 versi penghitungan suara sementara KPU menimbulkan tanda tanda tanya besar bagi sejumlah pihak. Kemenangan Prabowo-Gibran yang meraup suara besar-besaran itu disebut terjadi karena campur tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Banyak pihak menyebut efek dukungan Jokowi sangat kentara di balik kemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 itu.

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

Secara nasional tingkat kepuasan terhadap Jokowi berada di angka yang cukup tinggi di kisaran 79% versi Indikator Politik. Khusus di Jateng dan Jawa Timur, kepuasan publik terhadap Jokowi versi Indikator Politik mencapai 82,8%dan 88,3%.

Adapun kepuasan publik terhadap Jokowi tersebut dipicu oleh sejumlah indikator, salah satu pemicunya adalah pemberian bantuan kepada masyarakat.

Data survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 20 Januari 2024 misalnya menunjukkan pembagian bantuan kepada masyarakat termasuk bansos menjadi indikator utama yang buat masyarakat puas dengan kinerja Jokowi (30%).

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan alasan rakyat puas ke Jokowi karena infrastruktur (24,5%) atau murni karena menganggap kinerja Jokowi sudah bagus (18,3%).

Pemberian bantuan, khusus bantuan sosial, memang cukup massif dilakukan oleh Jokowi menjelang coblosan Pilpres 2024. Jokowi bahkan turun langsung membagi-bagikan bansos.

Sebagai presiden, Jokowi rela keluar masuk kampung hingga naik turun wilayah pegunungan untuk menyerahkan bansos ke masyarakat. Suatu pekerjaan yang menurut Jusuf Kalla, seharusnya dilakukan oleh seorang camat.

Aksi Jokowi bagi-bagi bansos ini memicu polemik. Ada tudingan tentang politisasi bansos. Apalagi daerah yang diguyur bansos oleh Jokowi secara langsung adalah kandang banteng, basis pendukung PDIP.

PDIP adalah pendukung Jokowi sejak dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI, hingga Presiden RI dua periode. Sayangnya, keduanya pecah kongsi dalam Pilpres 2024. Kabar politisasi bansos ini jelas dibantah oleh kubu Istana.

“Ya, beliau melihat kembali berapa program perlindungan sosial yang sudah dicanangkan sejak periode pertama,” ujar Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana awal Januari lalu.

Selain bansos, kemenangan Prabowo juga dituding karena dugaan adanya kecurangan terstruktur. Pengerahan aparat desa, kriminalisasi kepala desa, hingga dugaan pelibatan aparat penegak hukum menjadi isu yang santer terdengar sebelum pemungutan suara dilakukan.

Dugaan Kecurangan

Salah satu yang tampak di depan mata adalah perubahan sikap Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, yang semula mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar tiba-tiba mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo-Gibran. Sikap Muhdlor itu berubah setelah rumahnya digeledah oleh KPK.

Di Jawa Tengah, ada upaya Polda Jawa Tengah untuk memeriksa kepala desa di wilayah yang menjadi basis PDIP. Di sisi lain, PDI Perjuangan (PDIP) akan membentuk tim khusus untuk mengumpulkan bukti-bukti kecurangan Pemilu 2024 yang dinilai terjadi sangat masif.

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, bahkan mengatakan telah menjalin komunikasi dengan kubu Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar mengenai hal ini. Dia juga menyatakan pihaknya merasa terjadi kecurangan pemilu dari hulu ke hilir.

Oleh sebab itu, PDIP bersama relawan dan partai politik pendukung pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo – Mahfud Md akan mengumpulkan fakta-fakta lapangan terkait dugaan kecurangan Pilpres 2024.

“Kami akan mengusulkan kepada TPN Ganjar-Mahfud agar dibentuk suatu tim khusus,” ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024) malam.

Dia merasa pascareformasi, baru kali ini penyelenggaraan pemilu diwarnai gerakan protes masyarakat sipil dan guru besar dari berbagai perguruan tinggi. Dengan demikian, Hasto merasa ada persoalan legitimasi serius dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.

“Para pakar berkaitan dengan demografi, kemudian juga investigasi forensik untuk melihat dari seluruh proses-proses yang ada, dan tim khusus ini tentu saja juga akan menampung dari pihak-pihak yang punya interest [ketertarikan] begitu besar di dalam menjaga demokrasi Indonesia,” jelasnya.

Di sisi lain, kubu Prabowo memastikan ingin merangkul semua pihak. Prabowo bahkan telah menginstruksikan secara langsung kepada para pendukungnya untuk tetap menunggu real count KPU.

“Kemenangan ini harus menjadi kemenangan seluruh rakyat Indonesia,” tegas Prabowo.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Jokowi Effect di Balik Kemenangan Prabowo-Gibran di Pemilu 2024”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya