SOLOPOS.COM - Menkopolhukam Mahfud Md. memberikan keterangan pers di Gedung MK, Jakarta, Selasa (3/10/2023). (ANTARA/Cahya Sari)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md. mengakui telah bertemu dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saat Rakernas IV PDIP, beberapa hari lalu.

Mahfud Md mengatakan tidak ada pembicaraan soal cawapres Ganjar Pranowo dalam pertemuan dengan orang nomor satu di PDIP tersebut.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

“Oh ndak ada, masa nawarin cawapres di tempat begitu. Nanti urusan Bu Mega yang akan menentukan jadwalnya,” kata Mahfud kepada wartawan di Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Mahfud menyebut dirinya memang telah bertemu dengan Megawati namun tidak ada pembahasan mengenai cawapres pendamping bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo.

Menurut dia, pertemuan tersebut hanya membahas mengenai konstitusi dan ideologi sesuai dengan ranah masing-masing, yaitu Megawati juga merupakan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Terkait sejumlah survei dan pandangan pengamat yang mengungkapkan pasangan Ganjar-Mahfud memiliki jumlah pendukung cukup tinggi, Mahfud enggan berkomentar lebih jauh.

Menurut dia, hal tersebut bisa bergerak dan berubah-ubah hingga jadwal pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden ke KPU dimulai pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.

“Ya itu biar berkembang lah sesuai dengan perkembangan politik kita dan mengarah pada jadwalnya nanti,” ujar Mahfud.

Sebelumnya, pada Selasa (26/9), peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai sosok Mr. X dan Mrs. X yang disebutkan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo adalah Mahfud Md. dan Khofifah Indar Parawansa.

Saidiman Ahmad menilai kedua tokoh tersebut adalah kader Nahdlatul Ulama (NU) dan berasal dari Jawa Timur.

Menurut dia, jika melihat sejarah PDIP dalam kontestasi pemilu presiden, partai tersebut selalu menggandeng tokoh NU menjadi cawapres, kecuali pada Pilpres 2009, saat Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Prabowo Subianto.

“Mahfud pertimbangannya adalah representasi NU dan Jawa Timur. NU dan Jatim selama ini suaranya condong kepada Ganjar sehingga dengan memunculkan Mahfud, kemungkinan untuk menjaga basis massa,” ujar Saidiman di Jakarta, Selasa (26/9/2023).

Saidiman menjelaskan bahwa PDIP berkepentingan menjaga basis massa, jangan sampai pindah karena ada upaya dari Anies Baswedan untuk menarik massa NU dan Jatim dengan merekrut Muhaimin Iskandar.

Sebagai informasi, Mahfud Md. pernah nyaris menjadi cawapres pada tahun 2019.

Namanya menjadi satu-satunya sosok yang bakal digandeng Jokowi pada Pilpres 2019 menjelang detik-detik pendaftaran ke KPU.

Mahfud Md. bahkan sudah membuat baju putih seperti diminta Jokowi.

Namun namanya lantas diganti Ma’ruf Amin di detik-detik terakhir pendaftaran ke KPU.

Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin memenangi Pilpres 2019 mengalahkan Prabowo-Sandiaga Uno.

Prabowo belakangan bergabung ke pemerintahan Jokowi menjadi Menteri Pertahanan sedangkan Sandiaga Uno menjadi Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya