SOLOPOS.COM - Capres-Cawapres no urut 1 Anies Baswedan (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kanan) saat bersiap memberikan sambutan dalam Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) di Jakarta, Senin (27/11/2023). Rakor tersebut bertema Gakkumdu Mengawal Pemilu 2024 yang Demokratis dan Bermartabat. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU

Solopos.com, JAKARTA — Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, menilai pembagian bantuan sosial (bansos) bukan solusi untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berpendapat, kemiskinan perlu diselesaikan dengan mekanisme pasar.

“Kami memandang ke depan, menyelesaikan persoalan kemiskinan ini justru harus menggunakan market mechanism,” kata Anies dalam Dialog Apindo Capres 2024, Senin (11/12/2023), sebagaimana dilansir Bisnis.com

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Untuk kasus para petani di desa misalnya, Anies menilai tata niaga pertanian saat ini tidak sehat, sehingga pendapatan para petani tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alih-alih memperbaiki tata niaganya, pemerintah justru membantu dengan menggelontorkan bansos.

Padahal, menurut Anies, perbaikan tata niaga pertanian diperlukan agar pendapatan para petani meningkat dan bansos yang selama ini digelontorkan sebagai bantal pengaman dapat dimanfaatkan untuk pembangunan.

“Bayangkan kalau tata niaga pertanian kita bereskan, maka petani tidak perlu menerima bansos karena pendapatan dia sudah cukup untuk hidup,” jelasnya.

Jika pendapatan meningkat, lanjut Anies, maka para pengusaha tak lagi dibebankan melalui pajak, melainkan dituntut untuk lebih banyak menciptakan lapangan kerja. Dengan begitu, banyak tenaga kerja yang terserap dan kesejahteraan di Indonesia meningkat.

Sebagai informasi, Anies Baswedan adalah capres pertama yang hadir dalam Dialog Apindo Capres 2024. Dalam dialog itu, Anies memaparkan sejumlah topik mulai dari ekonomi yang perlu mewujudkan rasa keadilan, peran pengusaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, hingga upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif dan transparan.

Menurut dia, dialog tersebut juga bisa dijadikan ajang untuk melihat rekam jejak para capres, mulai dari jejak gagasan, jejak karya, hingga jejak prestasi. Dengan demikian, hal itu bisa dijadikan oleh pengusaha yang tergabung dalam Apindo untuk memprediksi Indonesia ke depannya.

“Pertanyaan dalam dialog yang disampaikan adalah pertanyaan yang memancing agar kami bisa mengungkapkan rencana-rencana yang ada dalam visi dan misi kami,” kata dia sebagaimana dilansir Antara.

Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menjelaskan bahwa kegiatan itu merupakan kontribusi Apindo dalam menjalankan peran advokasi melalui penyerahan Roadmap Perekonomian Apindo 2024—2029 pada seluruh kandidat pemimpin bangsa.

Shinta Widjaja mengatakan bahwa penyusunan Roadmap Perekonomian Apindo menjelang transisi kepemimpinan itu agar bisa mengidentifikasi kendala, menyampaikan rekomendasi perubahan kebijakan, hingga kelembagaan dan tata kelola untuk lima tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya