SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KOLOMBO – Teror bom di Sri Lanka yang terjadi pada Minggu Paskah (21/4/2019), menyisakan duka mendalam. Ratusan orang meregang nyawa akibat serangan teroris tersebut. Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena, mengatakan, serangkaian serangan di gereja dan hotel di Kolombo, Sri Lanka, diotaki oleh ustaz radikal, Zahran Hashim. Lantas, siapakah Zahran Hashim sebenarnya?

Dikutip dari BBC, Senin (29/4/2019), sosok Zahran Hashim dikenal karena menjadi bagian dari kelompok yang merusak patung Budha. Video seruan melakukan kekerasan terhadap kelompok non-muslim viral di Youtube dan membuatnya semakin dikenal.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Beberapa hari setelah teror bom Sri Lanka, Zahran Hashim muncul dalam video yang diunggah kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dalam video tersebut ada tujuh pria yang tampil. Mereka diduga bagian dari pelaku bom bunuh diri di Sri Lanka yang menyatakan kesetiaan kepada ISIS.

Dalam video tersebut, Zahran Hashim merupakan satu-satunya orang yang menunjukkan wajah. Meski demikian, belum diketahui pasti apakah Zahran Hashim punya hubungan dengan kelompok militan ISIS.

Kabar keterlibatan Zahran Hashim dalam teror bom Sri Lanka membuat keluarganya terkejut. Saudaranya yang tinggal di pesisir Kattankudy, Sri Lanka, tidak menyangka Zahran Hashim terlibat. Dia pun mengaku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Zahran Hashim selama dua tahun terakhir.

Zahran Hashim yang bernama lengkap Mohamed Hashim Mohamed Zahran merupakan ustaz garis keras berusia 33 tahun. Dia merupakan ayah dari dua anak dengan istri bernama Mohomed Haadiya. Zahran Hashim beberapa kali didepak dari kepengurusan masjid karena dianggap terlalu keras kepala.

Akhirnya, Zahran Hashim mendirikan masjid sendiri di Kattakundy, Sri Lanka, pada 2012. Namun, masjid itu disebut sebagai pusat ajaran sesat yang akhirnya dilaporkan ke polisi.

“Dia berusaha mengubah para sufi menjadi wahabi. Dia pun dilaporkan polisi, namun akhirnya ditolak. Saat itu terjadi perselisihan paham. Kami tidak melihat ada masalah besar yang ditimbulkan Hashim,” ujar Ariyabandhu Wedagedara yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Kattankudy pada 2012 seperti dikutip dari NDTV.

Zahran Hashim membentuk National Tawheed Jamaath (NTJ) yang merupakan bagian dari Sri Lanka Tawheed Jamaath (SLTJ). NTJ berbasis di Kattankudy yang merupakan kampung halaman Zahran Hashim. Tapi, Zahran Hashim disebut telah menghilang dari masjid NTJ di Kattankudy sejak akhir 2017. Sementara itu, jemaah NTJ di sana mengaku tidak punya hubungan dengan Zahran Hashim dan kelompok ekstremnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya