SOLOPOS.COM - Dua puluhan siswa SD Negeri Mangkuyudan Solo mencicipi kuliner jenang di Rumah Makan Jenang Laweyan Omi, Selasa (6/2/2024). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Yayasan Jenang Indonesia mengajak dua puluhan siswa SD Negeri Mangkuyudan Solo mencicipi kuliner jenang di Rumah Makan Jenang Laweyan Omi, Selasa (6/2/2024). 

Guru SDN Mangkuyudan Solo, Dina mendukung kegiatan tersebut tersebut. Pihaknya merasa perlu untuk mengenalkan anak-anak pada kuliner jenang. Melalui kegaitan ini mereka dikenalkan dengan jenang campur yang terdiri atas grendul, sumsum, mutiara, pati telo, sagu, dan ketan hitam.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

“Kita juga ingin anak-anak tahu apa saja isi makanan jenang yang mungkin jarang mereka temui,” kata dia ketika ditemui Solopos.com di Rumah Makan Jenang Laweyan Omi, Selasa (6/2/2024). 

Dia berharap anak-anak mulai mengenal kembali dan menggemari jenang. Terutama dia ingin anak-anak yang semua tidak suka menjadi doyan makan jenang. “Mereka jadi paham bahwa ternyata jenang makanan khas Solo,” kata dia.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Jenang Indonesia, Slamet Rahardjo, mengatakan kegiatan tersebut merupakan ngiras jenang. Kata ngiras dalam Bahasa Jawa berarti makan di warung. Anak-anak diajak makan jenang langsung di tempat.

“Harapan kita biar anak-anak ini tahu tentang jenang, ini kan ada bermacam-macam jenang mutiara, grendul, dan sebagainya,” kata dia.

Slamet menjelaskan acara ini sekaligus bertujuan memberikan edukasi kepada anak-anak lantaran mereka yang bakal mewarisi kuliner khas Solo itu. 

“Sehingga kita harus banyak perhatian dan banyak mereka terlibat. Apalagi ada tujuh belas jenang yang khas di Solo, mereka harus mengerti, caranya dengan kegiatan seperti ini, kata dia.

Pegiat Yayasan Jenang Indonesia, Heru Mataya, mengatakan kegiatan ngiras jenang tersebut merupakan bagian dari Festival Jenang pada 17 Februari 2024. Dia ingin melalui kegiatan tersebut pihaknya bisa lebih mendekatkan jenang ke masyarakat, terutama untuk anak-anak.

“Memberikan kesempatan untuk anak-anak agar bisa datang ke warung, merasakan langsung jenang, dan mendapatkan ceria langsung dari penjual, lalu anak bisa bertanya langsung,” kata dia.

Menurut dia, anak-anak yang hadir ternyata cukup asing dengan makanan jenang. Dia mengatakan ini menjadi tanda kalau jenang tidak segera dikenalkan ke generasi yang lebih muda, bisa saja semakin terlupakan.

“Nah ini salah satu cara untuk melestarikan jenang, maka kita harus kenalkan salah satu kuliner Solo itu untuk anak-anak ya, karena mereka generasi yang nantinya terus berkembang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya