SOLOPOS.COM - Yayasan Gita Pertiwi adakan Deklarasi Kantin Sekolah Sehat Ramah Anak di Taman Cerdas Jebres, Solo, Senin (30/10/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO–Yayasan Gita Pertiwi Solo mengadakan Deklarasi Kantin Sekolah Sehat Ramah Anak di Taman Cerdas Jebres Solo, Senin (30/10/2023). Acara tersebut lahir karena kekhawatiran pangan yang dikonsumsi anak-anak sekolah lewat kantin sekolah.

Dalam acara tersebut, perwakilan Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah dan Madrasah Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Hartoyo, mengatakan acara tersebut menjadi tindak lanjut pelatihan di SD Muhammadiyah 1 pada Juli 2023.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Nah memang setelah deklarasi ini kami masih menunggu RTL, jadi nantinya di sekolah masing-masing seperti apa masih kami tunggu. Harapannya tentu saja ada perubahan soal menu di kantin sesuai yang dirancang dalam pelatihan itu ya,” ujar Hartoyo, Senin (30/10/2023).

Hartoyo melanjutkan tantangan ke depan adalah menyesuaikan pola makan anak dan remaja, dan kedua adalah penyediaan pangan dan minuman sehat untuk anak-anak dari orang tua berkarier.

Tantangan ketiga adalah edukasi bagaimana cara memberi makan anak bayi, yaitu menyuapi tanpa membawa ponsel di tangan kiri, atau pemberian game bagi anak-anak agar mau makan. Menurut Hartoyo upaya tersebut tidak mengurangi kesulitan makan pada anak.

Hartoyo menegaskan kantin merupakan salah satu sarana prasarana sekolah untuk memenuhi kebutuhan gizi murid-murid. Namun paparan timbal di kantin ternyata masih cukup tinggi. Paparan tersebut datang dari cat dinding kantin.

Dia mengkhawatirkan cat dinding dengan warna mencolok mengandung timbal tinggi, terutama jika belum berstandar nasional. Hartoyo mengkhawatirkan hal ini dalam jangka panjang.

Permasalahan berikutnya adalah menyiapkan sumber daya manusia pengelola kantin agar dapat berbagi tugas antara tim belanja, tim penerima belanjaan, penyortir, tim koki, tim masak, pembersih, tim mencuci alat makan dan minum, dan masih banyak lagi.

Hartoyo berharap dengan cara tersebut kantin sehat dapat terwujud sehingga menjadikan kota cerdas pangan dunia. Dalam kesempatan yang sama, perwakilan NGO Nexus 3 Foundation, Krishna Zaki, mengatakan timbal masih banyak ditemukan di cat dinding terutama sebagai penguat pigmen atau zat pengering agar warna lebih cerah dan cepat kering.

“Cat sering kita temukan di banyak fasilitas permainan anak-anak, kemudian di Amerika Serikat (AS) keberadaan timbal di cat dan komponen rumah sudah membuat warga panik di tahun 1978. Kondisi memburuk jika ada cat yang mengandung timbal lalu terkelupas dan ada debu-debunya terbawa ke udara masuk ke saluran pernapasan, hal itu bisa menimbulkan paparan,” ujar Krishna..

Paparan kedua terjadi saat sisa cat yang mengandung timbal masuk ke saluran pencernaan anak-anak. Krishna menegaskan 50% bagian tubuh anak dapat menyerap paparan timbal sebanyak 5%.

Dia mengingatkan kembali dampak serius keberadaan logam berat di dalam tubuh anak-anak, antara lain sulit dikeluarkan dan juga bisa menjadi karsinogen bagi tubuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya