Solopos.com MAGETAN – Sebanyak 29 mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, sejak 3 Juli sampai dengan 24 Agustus 2013, melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Mantren, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan. Salah satu hasilnya adalah pembangunan kebun pendidikan.
“Kebun pendidikan ini adalah kebun yang dimanfaatkan untuk sarana pembelajaran bagi warga desa. Misalnya di situ warga kami beri pelatihan cara bercocok tanam alternatif secara vertikultur dan hidroponik agar mereka dapat memanfaatkan lahan sempit menjadi sumber pemenuh kebutuhan sehari-hari,” papar Muhammad Fidhzariyan, salah seorang peserta KKN dalam siaran persnya, Kamis (22/8).
Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya
Menurut Fidhzariyan, di Kebun Pendidikan itu pula telah berhasil diluncurkan program pembangunan education centre, pelatihan pembuatan biogas dan pupuk dari limbah kotoran ternak, instalasi sistem bank sampah, serta pembuatan komposter dan lubang-lubang biopori untuk memproduksi pupuk secara swadaya.
“Kegiatan tersebut selain menjadi salah satu persyaratan kelulusan, juga bertujuan untuk mendidik mahasiswa agar dapat menjadi seorang inovator, motivator, dan problem solver bagi berbagai permasalahan yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia,” jelasnya.
KKN yang dilaksanakan di Desa Mantren tersebut mengambil tema “Mewujudkan Desa Mantren yang Menjunjung Prinsip Pembangunan Berkelanjutan (sustainable development) yang Berbasis pada Pemanfaatan Sumber Daya Lokal dan Pelestarian Lingkungan.”
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Rahman Sudiyo ST. MT. Ph.D menuturkan program-program KKN yang disusun dengan berbasis aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas serta taraf hidup masyarakat dan kondisi lingkungan Desa dalam jangka waktu lama.
“Beliau juga berharap bahwa selama periode KKN mahasiswa UGM dapat bersinergi bersama masyarakat untuk berusaha mengidentifikasi permasalahan-permasalahan serta potensi-potensi yang dapat diselesaikan dan dikembangkan untuk menciptakan pembaharuan-pembaharuan dalam memberdayakan daerah,” papar Muhammad Fidhzariyan. (*/)