SOLOPOS.COM - Kemacetan di Solo (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos/dok)

Workshop transportasi bertema Evolusi Transportasi diadakan Himpunan Mahasiswa Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakutas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di kampus setempat, Kamis (17/9/2015).

Solopos.com, SOLO-Perguruan tinggi diharapkan bisa berkontribusi nyata dalam mengatasi berbagai persoalan transportasi dari sudut pandang akademis.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Hal itu mengemuka saat digelar Workshop Civilweek 2015 bertema Evolusi Transportasi yang diadakan Himpunan Mahasiswa Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakutas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di kampus setempat, Kamis (17/9/2015).

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, Yosca Herman Sudrajat, sejauh ini kontribusi perguruan tinggi terhadap penyelesaian persoalan bidang moda transportasi masih minim. Padahal menurutnya, kalangan akademisi, khususnya mahasiswa, menjadi gerbang utama sosialisasi jaringan trayek hasil studi.

“Kampus melalui ilmuwan yang lengkap dengan teori dan data akan membantu kemitraan bidang transportasi,” kata Yosca ketika ditemui wartawan di sela-sela workshop, Kamis.

Workshop tersebut di antaranya menyoroti tentang upaya untuk meningkatkan penggunaan angkutan umum dan mereduksi penggunaan angkutan pribadi.

Diakui Dosen Fakultas Teknik UNS, Budi Yulianto, yang juga selaku Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Soloraya, saat ini pergerakan kendaraan di kawasan Kampus UNS setiap hari rata-rata mencapai 20.000 untuk sepeda motor dan 2.000 untuk kendaraan roda empat. Menurutnya, jumlah tersebut juga menyumbang pergerakan kendaraan skala besar di Kota Solo.

“Bahkan sejak satu bulan terakhir juga ada penambahan mahasiswa baru, parkir tidak mampu menampung, harus ada upaya untuk mengurangi itu,” ungkap Budi.
Pergerakan kendaraan pribadi yang jumlahnya terus bertambah tersebut, diakui juga berdampak terhadap kondisi arus lalu lintas kota.

Sementara di sisi lain, lingkup permasalahan trasportasi bertambah luas, potensi kemacetan, kecelakaan dan masalah lingkungan dengan pencemaran udara yang berada di ambang batas di berbagai negara maju dan berkembang.

Sehingga menurutnya perlu ada sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah dalam upaya mengatasi berbagai persoalan itu. Program Pemerintah Kota Solo, perlu disosialisasikan di lingkungan kampus. Sebab di perguruan tinggi sendiri, khususnya UNS, lanjutnya, juga telah diterapkan program Green Campus.

“Visi dan misi Pemerintah Kota Solo tentang penataan lalu lintas dan harus disinergikan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan humanis. Hal itu sejalan dengan Green Campus yang selama ini diterapkan UNS,” tandasnya.

Budi juga berharap bisa mewujudkan kerja sama antara UNS dengan pengelola moda transportasi Pemkot sebagai upaya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di kampus tersebut.

“Misalnya di Solo kan ada BST [Batik Solo Trans]. Ya kami sih berharap Pemkot bisa memfasilitasi kemudahan bagi mahasiswa misalnya, bisa diberi tarif khusus bagi mahasiswa yang memanfaatkan BST tersebut,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya