SOLOPOS.COM - Bendera Turki (wikipedia.org)

WNI hilang di Turki diperkirakan memang tidak ingin kembali ke Indonesia.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menilai persoalan 16 warga negara Indonesia (WNI) di Turki bukanlah kasus orang hilang. Menurutnya, fakta-fakta menunjukkan bahwa para WNI itu memang memilih untuk tidak kembali ke Indonesia.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Kami cuma bisa memberi konfirmasi fakta-faktanya. Satu, mereka memang memilih untuk tidak pulang ke Indonesia. Ini bukan kasus kehilangan, buktinya adalah ketika mereka dihubungi pemimpin tur, mereka bilang ‘jika ingin pulang dengan lancar silakan kami baik-baik saja di sini’,” kata Direktur PWNI-BHI Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal, di Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Menurut Lalu Muhammad Iqbal, fakta kedua yang membuatnya menilai soal 16 WNI di Turki itu tidak hilang adalah karena sampai hari ini Kemenlu belum menerima pengaduan dari pihak keluarga.

“Sampai hari ini, tidak ada pengaduan dari keluarga jadi kami tidak bisa menindaklanjuti. Kami panggil Smailing Tour untuk bertanya apakah ada komplain dari pihak keluarga. Kalau saya punya keluarga hilang, saya pasti komplain ke tour travel-nya. Tapi sampai saat ini tak ada komplain,” ungkap dia seperti dikutip dari Antara.

Dia juga mengaku Kemenlu terus melakukan komunikasi intensif dengan otoritas di Turki untuk mencari tahu kebenaran dugaan 16 WNI itu pergi ke Suriah untuk bergabung dengan militan ISIS. Baca: Keluarga Bantah Gabung ISIS, Tapi …

“Kalau mengenai apakah mereka terlibat ISIS, kita akan tunggu penilaian akhir dari Turki. Kita sudah dapat informasi dari Turki mereka telah melakukan pengawasan kepada seluruh cctv dan tidak terdeteksi ke-16 orang tersebut,” kata Iqbal.

Dia menambahkan, Kedutaan Besar (Kedubes) RI dan Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Istanbul terus berkomunikasi dengan pihak otoritas Turki. Interpol Indonesia sebelumnya telah menyurati sejawatnya di Turki terkait pencarian 16 WNI yang menghilang setelah memisahkan diri dari kelompok tur pada 24 Februari 2015 di negeri tersebut.

“Kami sudah menyurati interpol Turki,” kata Ses National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia, Brigjen Setyo Wasisto.

Sebelumnya, 24 WNI mengikuti tur ke Turki pada Selasa (24/2/2015) dan tiba di Bandara Attaturk Istanbul pada Rabu (25/2/2015). Saat itu, 16 WNI di antaranya memisahkan diri dengan alasan ada kepentingan keluarga dan akan bergabung lagi keesokan harinya.

Pada Kamis (26/2/2015), saat petugas biro perjalanan menelepon 16 orang ini, mereka mengatakan urusan keluarga belum selesai. Setelah itu, ketua rombongan tak bisa lagi melakukan kontak dengan 16 orang itu karena panggilan telepon tidak diangkat. Hingga saat rombongan harus kembali ke Indonesia pada Selasa (3/3/2015), mereka tidak muncul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya