SOLOPOS.COM - Bendera Turki (wikipedia.org)

WNI hilang di Turki masih dicari keberadaannya. Ke-16 orang, termasuk 4 dari Gajahan, Solo, itu sedang diselidiki kemungkinan terlibat dengan ISIS.

Solopos.com, SOLO — Tak mudah bagi lima warga Gajahan, Solo, yang ikut hilang bersama 12 WNI lainnya di Istanbul, Turki. Untuk bisa pergi ke Turki, mereka membutuhkan biaya hingga Rp18 juta per orang. Lalu apa motivasi mereka? Baca: Kronologi Hilangnya 16 WNI di Turki.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Keberadaan keempatnya, yakni Hafid Umar Babher, isterinya Soraiyah, dua anaknya, Hamzah dan Utsman, serta Fauzi Umar (adik Hafid Umar), kini masih misterius. Ketua RT 04, RW 01, Kelurahan Gajahan, Priyono, tidak mengetahui pekerjaan dari Hafid dan Fauzi.

Mereka ikut sebuah rombongan tur wisata berangkat ke Turki pada 18 Februari 2015. Seharusnya mereka bertemu lagi dengan rombongan tersebut pada 26 Februari 2015 dan pada 3 Maret 2015 sudah sampai di Jakarta. “Saya dapat info satu orangnya harus mengeluarkan biaya Rp18 juta untuk berangkat ke Turki,” ungkapnya, Sabtu (7/3/2015) di rumahnya.

Priyono mengaku sudah didatangi petugas dari Dirjen Imigrasi, Kemenkum HAM, Kodim dan Koramil untuk menanyakan data mengenai warga yang hilang di Turki. “Sepengetahuan saya ada lima orang yang masih satu keluarga yang dikabarkan hilang di Turki. Yakni, Hafid Umar Babher bersama isterinya, Soraiyah dua anaknya, Hamzah dan Utsman, serta Fauzi Umar yang merupakan saudara kandung Hafid,” terang Priyono.

Dijelaskan Priyono, Hafid dan Fauzi merupakan anak dari Umar Salim. Keluarga tersebut sudah tidak lagi bertempat tinggal di Jl. Nogogini I No. 7 Kelurahan Gajahan sejak lima tahun lalu, atau sekitar 2010.

“Secara administrasi masih tercatat sebagai warga RT 04 karena belum mengajukan surat pindah. Tercatat di Kartu Keluarga No. 3372031312110001, atas nama Hafid Umar Babher dengan alamat rumah di Jalan Nogogini I No.7 Gajahan Solo itu, dan anggota keluarga terdiri dari Soraiyah [istri], Hamzah [anak], dan Utsman [anak],” ujarnya.

Hanya, sejak tidak tinggal di lingkungan RT 04, Priyono tidak tahu lagi keberadaan Hafid Umar Babher. Sedang ayahnya, Umar Salim informasinya sekarang tinggal di Graha Safira Kabupaten Sukoharjo.

Selama tinggal di lingkungan RT 04, diakui Priyono, Umar Salim dan anak-anaknya hidup bermasyarakat. Bahkan Umar Salim rajin mengikuti kegiatan rutin kumpulan atau arisan RT setempat. “Mereka sama seperti warga lainnya, ikut kegiatan RT dan juga saling menyapa dengan warga lainnya,” tutur dia.

Turki memang menjadi salah satu pintu masuknya orang-orang dari berbagai negara untuk mengakses daerah konflik di Suriah utara yang dikuasai ISIS. Mereka bisa masuk lewat Istanbul sebelum menuju Gaziantep, kota di tenggara Turki dekat perbatasan Suriah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya