SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi (Twitter.com)

WNI disandera Abu Sayyaf lagi awal bulan ini. Berulangnya kejadian ini membuat Presiden meminta waktu lebih.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus memantau perkembangan terbaru mengenai penyanderaan warga negara Indonesia (WNI) yang terjadi pada 3 Agustus 206 lalu di perairan Malaysia.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Terkait hal itu, Kepala Negara meminta seluruh pihak untuk memahami situasi yang terjadi saat ini. Dia mengatakan penyanderaan yang terjadi di wilayah negara lain membutuhkan waktu lebih untuk menyelesaikannya.

“Kita harus tahu, ini bukan wilayah kita yang kita tidak bisa cepat memutuskan untuk intervensi dengan kehendak kita,” kata Presiden melalui keterangan tertulis, Selasa (9/8/2016).

Namun demikian, pemerintah Indonesia akan terus berkoordinasi dengan pemerintah Malaysia dan Filipina untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Indonesia juga meminta kedua negara tetangga itu untuk meningkatkan keamanan di perairan masing-masing negara. “Pemerintah Filipina sendiri terus menggempur lokasi-lokasi tersebut,” tambahnya.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, seusai kejadian itu, mengatakan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan otoritas setempat.

“Kami sudah mengetahui hal ini. KJRI kita di Malaysia dan Filipina sedang koordinasi dengan kepolisian dan otoritas setempat. Yang ditahan adalah kapten kapal dari kapal berbendera Malaysia,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya