SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan keterangan pers mengenai pembebasan 4 WNI, Rabu (11/5/2016), di Istana Merdeka, Jakarta. (Setkab.go.id)

WNI disandera Abu Sayyaf dibebaskan. Menlu menegaskan tak ada pembayaran uang tebusan.

Solopos.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia membantah isu adanya pembayaran uang tebusan sebesar 50 juta peso atau Rp14,2 miliar dalam pembebasan empat Warga Negara Indonesia (WNI)  anak buah kapal (ABK) Henry, Rabu (11/5/2016).

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

“Yang saya bisa sampaikan, seperti yang telah disampaikan Menlu [Retno Marsudi], bahwa baik pembebasan 10 WNI yang sebelumnya dan empat WNI ABK yang sekarang, pemerintah tidak ada kebijakan untuk melakukan pembayaran kepada penyandera,” kata Armanatha Nasir, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (12/5/2016), di Jakarta.

Keempat WNI yang berhasil dibebaskan adalah Moch Aryani (master) asal Bekasi Timur, Jawa Barat, Loren Marinus Petrus Rumawi (chief officer) asal Sorong, Papua Barat, Dede Irfan Hilmi (second officer) asal Ciamis, Jawa Barat, dan Samsir (anak buah kapal) asal Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

Pembebasan keempat ABK WNI, telah diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/5/2016) petang.

“Akhirnya 4 ABK WNI yang disandera sejak 15 Maret lalu sudah dapat dibebaskan. Keempat WNI tersebut dalam keadaan baik,” kata Presiden Jokowi, yang dalam kesempatan itu didampingi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebagaimana dilansir Setkab.go.id.

Proses Pemulangan
Juru Bicara Kemlu itu menyampaikan,  keempat ABK korban penyanderaan itu, saat ini sedang dalam proses pemulangan kembali ke Tanah Air. Siang ini, rencananya mereka akan diserahkan Pemerintah Filipina ke Pemerintah RI.

“Mereka diserahkan kepada kapal KRI kita yang berada di sekitar perairan perbatasan Indonesia dan Filipina. Harapannya sore ini [Kamis] atau besok keempat ABK bisa sampai di Jakarta,” ungkap Juru Bicara Kemlu, Nasir Arrmanatha.

Sebagaimana diketahui, kapal keempat WNI ABK tersebut dibajak oleh kelompok bersenjata dari Filipina di perairan Zamboanga wilayah Malaysia pada 15 April 2016 lalu, dan disandera di Sulu, Filipina.

Selain empat WNI tersebut, ada enam WNI lain di dalam kapal tersebut, meskipun satu WNI tertembak, namun mereka berhasil diselamatkan patroli Malaysia dan dibawa ke Tawau, Sabah, Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya