SOLOPOS.COM - Wakil Walikota Solo Hadi Rudyatmo memasang celemek batik kepada perwakilan pedagang pasar tradisional yang mengikuti pelatihan kewirausahaan di Hotel Grand Setiakawan,Solo, Kamis (12/7/2012). Pelatihan tersebut diadakan oleh Dinas Pengelola Pasar Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

Wakil Walikota Solo Hadi Rudyatmo memasang celemek batik kepada perwakilan pedagang pasar tradisional yang mengikuti pelatihan kewirausahaan di Hotel Grand Setiakawan,Solo, Kamis (12/7/2012). Pelatihan tersebut diadakan oleh Dinas Pengelola Pasar Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO – Perwakilan pedagang dan paguyuban pasar tradisional se-Kota Solo, Kamis-Jumat (12-13/7/2012) mengikuti pelatihan dan pendidikan (Diklat) kewirausahaan bagi pedagang pasar tradisional di Hotel Grand Setiakawan, Banjarsari, Solo.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, menjelaskan kegiatan tersebut dimaksudkan guna mewujudkan pasar tradisional di Kota Solo menjadi Rerajutati yang berarti resik, ramah, jujur, tertib, aman, dan simpati. Subagiyo menuturkan meskipun pasar tradisional yang ada di Kota Solo dibangun dengan konsep modern, namun pihaknya tetap akan mempertahankan ciri khas pasar tradisional dengan tidak meninggalkan sistem tawar menawar.

Selain itu, selain sebagai pusat perbelan, kedepan pasar tradisional yang ada di Kota Solo juga diharapkan bisa menjadi pusat edukasi. “Juga bisa digunakan sebagai tempat wisata,” katanya. Subagiyo menjelaskan kegiatan tersebut diikuti sebanyak 150 peserta terdiri dari 46 paguyuban pedagang dan 104 pedagang pasar tradisional.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menjelaskan pelaksanaan Diklat kepada pedagang merupakan langkah terobosan dari Pemkot Solo. “Di daerah lain belum mampu dan mau melaksanakan kegiatan seperti ini. Sehingga, kalau ada Diklat ya kami berharap para pedagang benar-benar mengikutinya. Bagi kami mengembangkan pasar tradisional hukumnya wajib,” paparnya saat menyampaikan sambutan di depan peserta Diklat.

Rudy menambahkan kedepan tradisi komunikasi akan dijadikan sebagai ciri khas utama dari pasar tradisional. “Pasar tradisional yang sebenarnya adalah di dalamnya terdapat tawar menawar harga. Tradisi komunikasi seperti inilah yang akan kami tunjukkan di depan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya