SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Banyumas--Jalan hidup Wawan Yuwandha, 25 tahun, bisa dibilang tidak lazim bagi anak muda seusianya. Saat anak muda lain mengejar impian berkerja di perusahaan-perusahaan ternama, Wawan justru memilih ikut Pemilihan Kepala Desa di desa kelahirannya, Tumiyang, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Mei lalu.

Alhasil, dengan modal jaringan yang kuat, Wawan pun akhirnya menang telak dari rivalnya dengan 71 persen suara. Nah, uniknya, saat pemilihan, Wawan justru masih menyandang status mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Sudirman.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Bahkan saat dilantik sebagai kades termuda di Banyumas 1 Juli lalu, ia masih belum diwisuda. Wawan baru resmi menjadi Sarjana Pertanian September lalu.

“Saya sadar pilihan menjadi kepala desa memang tidak menarik bagi anak muda yang rata-rata ingin kerja kantoran, tapi ini sudah jadi pilihan ideologis saya,” kata Wawan saat berbicang dengan detikcom di Rumah Aspirasi Budiman, Purwokerto, Banyumas, Minggu (24/10).

Ia menjelaskan, pilihan idelogisnya itu yakni ingin membangun desa kelahirannya yang masih miskin itu agar maju.

“Kalau ingin maju, saya ingin maju bersama desa saya, bukan sendiri sendiri,” kata Wawan yang semenjak kuliah sering mendampingi penyuluhan kepada sarikat petani ini.

Di desa yang baru 3 bulan ia pimpin itu, sebagian besar warganya (77 %) adalah buruh tani. Sedangkan dari total luas desa 400-an hektar itu, hanya 4,7 persen yang merupakan lahan sawah.

“Selebihnya lahan hutan. Karena sangat miskinnya, anak-anak muda banyak yang urbanisasi,” kata pria lajang kelahiran 16 Februari 1985 ini.

Sementara itu, katanya, anggaran Rp 74 juta per tahun untuk desanya tidaklah cukup. Karenanya, ia bersama-sama rekan-rekannya sesama perangkat desa di Parade Nusantara, terus mendorong golnya UU tentang Desa, dengan klausul 10 persen APBN untuk pembangunan desa.

“Alokasi Dana Desa (ADD) dari DAU Rp 74 juta per tahun tidak lebh besar dari gaji anggota DPR selama 2 bulan,” kata Wawan.

Ditanya apakah canggung mempunyai bawahan yang lebih tua, Wawan menjawab tidak.

“Karena saya terbuka. Malah karena gaji mereka jauh dari saya, saya mengizinkan mereka melakukan pekerjaan sampingan, asal pekerjaan utamanya sudah selesai,” kata Wawan yang bergaji Rp 925 ribu per bulan dan berpenghasilan Rp 3 juta per tahun dari tanah bengkok ini.


dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya