SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu ditutup rontok 200,443 poin atau turun 4,87% ke level 3.921,643.

Di kalangan analis, koreksi tajam ini sudah diprediksikan sejak awal. Maka, investor pun disarankan untuk lebih hati-hati dan pelan-pelan untuk masuk ke pasar saham. Mengingat, kemungkinan masih ada momen untuk indeks koreski lebih dalam. Dari situ, investor bisa masuk ke pasar dalam jumlah lebih besar.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Branch Manager UOB KayHian Securities Solo, Edwin Jayandaru, mengatakan akhir pekan lalu bursa turun cukup dalam karena pengaruh ekonomi Amerika Serikat (AS), yang sehari sebelumnya indeks Dow Jones turun 4,31%. Bantuan pemerintah yang diberikan kepada perekonomian di AS dianggap tidak cukup, sehingga ada prediksi ke depan ekonomi AS akan semakin berat.

“Begitu indeks Dow Jones turun 4,31%, paginya IHSG mengikuti sampai 5,15% atau 212 poin. Saya pikir, kecenderungan ke depan akan akan ada tekanan lagi dari pengaruh di regional market terutama di AS. Karena, kredit rating AS diturunkan, sehingga semakin menurunkan kepercayaan investor terhadap AS,” kata Edwin, kepada Solopos.com, Minggu (7/8/2011).

Ia memperkirakan, market pekan ini akan diwarnai aksi wait and see. Rekomendasi, apabila terjadi rebound yang memungkinkan investor masih bisa mengambil keuntungan atau take profit, sebaiknya penjualan dilakukan saat rebound tersebut.

“Tapi jangan buru-buru buang pada level sekarang. IHSG sempat ke level 4.200 pada pekan lalu, meski akhirnya turun ke level 3.941. Ketika pernah ke level tertinggi, maka ada dorongan dari beberapa investor yang optimis IHSG bisa ke level 4.000. Investor saya harap tunggu adanya reaksi itu.”

Ia merekomendasikan saham-saham yang bisa jadi pegangan investor adalah sektor konsumsi. Seperti saham Indofood, Alfamart, Mitra Adi Perkasa (MAPI). Alasannya, dari pengalaman resesi beberapa tahun lalu, sektor yang masih memberikan keuntungan dan tidak berpengaruh sektor global hanya sektor konsumsi.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya