SOLOPOS.COM - Ilustrasi: Pintu perlintasan liar kereta api tanpa palang pintu di Desa Sumberlesung, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember yang menyebabkan tiga orang meninggal akibat tertabrak KA Pandanwangi rute Banyuwangi-Jember, Sabtu (13/8/2022). ANTARA/Zumrotun Solichah

Solopos.com, JAKARTA — Tiga nyawa melayang dalam kecelakaan sebuah mobil pikap akibat tertabrak KA Wijayakusuma di palang pintu perlintasan tanpa penjaga di Desa Jorongan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (15/3/2023) petang.

Berdasarkan data PT KAI, sepanjang Pasuruan hingga Banyuwangi terdapat 322 titik perlintasan sebidang yang berada di wilayah Daop 9 Jember, di mana 229 di antaranya tidak dijaga.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Ratusan perlintasan yang tidak terjaga itu tersebar di beberapa wilayah kabupaten yakni Kabupaten Pasuruan 51 titik, Kabupaten Probolinggo 63 titik, Kabupaten Lumajang 35 titik, Kabupaten Jember 103 titik dan Kabupaten Banyuwangi 70 titik.

Plt. Manager Hukum dan Humas PT Kereta Ai Daop 9, Azhar Zaki Assjari mengimbau kepada seluruh masyarakat agar berhati-hati dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

“Terutama saat berkendara melewati perlintasan kereta api yang tidak terjaga,” ujarnya di Jember, seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Berdasarkan informasi tiga korban meninggal dalam kecelakaan KA vs pikap seluruhnya warga Desa Jorongan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Mereka adalah pengemudi pikap Syamsul Muhtadi dan istrinya, Homsatun serta seorang petani, Sunardi.

“Pada pukul 15.29 WIB, Pusat Pengendali Operasi Daop 9 Jember menerima laporan dari Awak Sarana Perkeretaapian (ASP)/Masinis KA WijayaKusuma (118) relasi Ketapang-Cilacap telah ditemper mobil pikap di KM 110+7 antara Leces-Probolinggo,” kata urai Azhar Zaki.

Menurutnya, KA Wijayakusuma berhenti di KM 110+4 perlintasan resmi tidak terjaga sehingga selama 5 menit untuk melakukan pemeriksaan rangkaian.

“Ditemukan selang air brake mengalami kerusakan dan dilakukan pemeriksaan serta pergantian lebih lanjut di Stasiun Probolinggo,” tuturnya.

Saat dilakukan pemeriksaan di Stasiun Probolinggo, lanjut dia, ternyata terdapat kerusakan sarana lokomotif yang mengakibatkan lokomotif harus dilakukan perbaikan yang sangat menyita waktu perjalanan kereta api.

“Pada pukul 18.22 WIB, KA Wijayakusuma baru bisa berangkat dari Stasiun Probolinggo, sehingga mengalami keterlambatan 157 menit atau hampir tiga jam karena harus mengganti lokomotif,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya