SOLOPOS.COM - Tim dokter RSUP Dr Sardjito tengah mengelar operasi pengangkatan proyektil peluru yang bersarang di tubuh AY, Rabu (15/10/2014). (JIBI/Harian Jogja/ Humas RSUP Dr Sardjito)

Harianjogja.com, SLEMANArif Yulianto, remaja di bawah umur menjadi korban penembakan pada Rabu (15/10/2014) pagi. Sampai saat ini belum diketahui kronologi peristiwa penembakan yang menimpa remaja berusia 17 tahun itu. Namun, Ponirah, ibu korban, mengaku tak diberi tahu penyebab anaknya harus menjalani operasi.

Sejak mengetahui anaknya dirawat di RSUP Dr Sardjito, Ponirah mengatakan petugas kepolisian tidak memberi tahu kondisi anaknya. Bahkan ia tidak mengetahui jika anaknya tertembak. Ia hanya mendapatkan informasi dari petugas bahwa anaknya mengalami kecelakaan.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

“Saya hanya diberitahu kalau anak saya kecelakaan,” ungkap Ponirah saat ditemui di RSUP Sardjito, Rabu (15/10/2014).

Ada dua anggota kepolisian dari Polsek Sleman yang mendatanginya di rumah Dusun Watupecah, Pondokrejo, Tempel, kemarin pagi. Setelah diberitahu anaknya kecelakaan, maka ia langsung ikut perintah kedua polisi tersebut. Ia tiba di RSUP Sardjito sekitar pukul 07.00 WIB. Tetapi belum bisa melihat keadaan anaknya yang tengah menjalani operasi.

“Katanya yang ngurus sudah Pak Polisi jadi saya manut saja,” ujarnya.

Terakhir kali ia bertemu dengan Arif Yulianto pada Selasa (14/10/2014) sekitar pukul 19.00 WIB. Anaknya itu sempat meminta sejumlah uang untuk membeli rokok. Kemudian keluar dari rumah. Ia tidak mengetahui tujuan kepergian anaknya. Bahkan tidak tidur di rumah dan ia baru tahu ada peristiwa menimpa anaknya itu saat dua petugas polisi datang ke rumahnya.

Dengan berusaha menata kalimat bahasa Indonesia, Ponirah melanjutkan cerita. Sehari-hari anaknya kadang ikut bekerja di truk Pasir Merapi. Terutama hal itu dilakukan saat sedang tidak punya uang. Arif hanya sempat mengenyam pendidikan SMP. Keterbatasan ekonomi membuat dia tidak bisa melanjutkan ke jenjang SMA.

“Biasanya kalau tidak punya uang terus ikut truk pasir,” kata dia.

Saat Ponirah akan melanjutkan ceritanya, tiba-tiba ada seorang anggota Polres Sleman yang berpakaian preman mendatanginya. Ponirah pun diajak berpindah tempat duduk untuk menjauh dari wartawan. Ia berjalan pelan mengendong cucunya. Keterbukaan informasi sudah dilakukan oleh pihak RSUP Sardjito terkait kasus ini. Sayangnya kepolisian masih menyembunyikan duduk perkara atas kasus tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya