SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

PURWOREJO–Warga Desa Jrakah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Supri Handoko,27, korban salah tangkap anggota Kepolisian Sektor Bayan, Minggu (26/2/2012) malam tewas dengan luka tembak di bagian punggung dan leher.

Korban yang meninggalkan seorang istri Hartini,25, dan seorang anak bernama Risa Safitri,5, pada Senin siang jenazahnya dimakamkan di tempat pemakaman umum Desa Jrakah.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Seorang saksi mata tetangga korban, Baryadi,50, menuturkan, saat kejadian dia bersama dua rekan lainnya, yakni Arifin (17) dan Suharto,29, sedang menyaksikan siaran sepak bola antara Indonesia versus Singapura di layar televisi di rumah korban.

Tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal oleh pihak keluarga korban yang kemudian diketahui anggota Polsek Bayan langsung masuk ke dalam rumah tanpa permisi dan tidak memperkenalkan diri.

“Kami tidak tahu kalau mereka adalah anggota Reskrim yang sedang melakukan pengejaran terhadap Slamet. Mereka masuk dan langsung menanyakan di mana Slamet. Salah satu anggota bertanya yang tidur ini siapa? Dan saya jawab ini Ndoko adik Slamet,” katanya.

Saat itu, cerita dia, korban Supri Handoko masih tertidur, sementara istri korban juga berada di depan televisi.

Korban Supri Handoko kemudian bangun, masih dalam kondisi bingung dia bergegas ke pintu.

Menurut Baryadi, apa yang dilakukan korban sangat wajar karena sudah semestinya seorang tuan rumah yang kedatangan tamu tiba-tiba tanpa memperkenalkan diri kemudian berusaha untuk memastikan siapa mereka.

“Korban menuju pintu depan, saya menduganya dia hanya ingin mencari tahu siapa orang-orang yang datang,” ujarnya.

Dua orang petugas yang sudah berada di dalam rumah kemudian langsung mengikuti korban dari belakang. Hingga tepat di depan pintu, tiba-tiba terdengar suara letusan senjata api sebanyak dua kali.

“Saya kaget dan ikut lari ke luar, ternyata korban sudah tersungkur dengan luka tembak. Tepat di depan pintu, tubuh korban tersungkur membujur membelakangi pintu sementara leher korban bersimbah darah,” katanya.

Korban berusaha ditolong, namun tubuhnya sudah tidak kuat untuk dibangunkan, kemudian langsung diangkat dan diangkut menggunakan kendaraan ke RSUD Saras Husada Purworejo.

Baryadi mengatakan bahwa Slamet yang disebut sebagai DPO dan dicari pihak kepolisian tidak berada di rumah korban saat insiden terjadi. Pada Minggu siang Slamet sempat ke rumah korban, namun dia sudah pergi.

“Slamet rumahnya di Desa Bayan. Jadi, dia pulang atau ke mana saya tidak tahu persis. Yang jelas sudah tidak di rumah korban,” katanya menegaskan.

Kakak sepupu korban, Supriyatno,57, mengatakan, keluarga menginginkan kasus tersebut diusut secara tuntas dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

“Keluarga korban juga meminta kepolisan ikut memperhatikan nasib anak serta istri korban yang telah ditinggalkan karena korban merupakan tulang punggung keluarga,” katanya.

Kapolres Purworejo AKBP M. Taslim Chairuddin mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan proses penyelidikan terhadap kasus tersebut. Polisi yang diduga melakukan penembakan sudah diamankan di Mapolres Purworejo.

“Saya ikut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya korban. Kejadian ini merupakan musibah dan saya ikut bertanggung jawab. Jika terbukti anggota saya melakukan kesalahan, akan tetap diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku,” katanya seusai mengikuti prosesi pemakaman.

(Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya