SOLOPOS.COM - Puluhan aktifis dari Sekolah Bersama (SekBer) menyandera mobil box saat berunjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM, di Pertigaan UIN Sunan Kalijaga, Sleman,Selasa (11/11). Mereka mendesak pemerintah membatalkan rencana kenaikkan harga BBM karena dinilai hanya menambah penderitaan rakyat khususnya rakyat miskin. (HarianJogja/Gigih M. Hanafi)

Harianjogja.com, SLEMAN – Demonstrasi mahasiswa memprotes kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi pertigaan kampus UIN Sunan Kalijaga Jogja berlangsung ricuh, Rabu (19/11/2014) sore.

Warga di sekitar kampus yang merasa terganggu dengan aksi tersebut sempat melakukan penyerangan dengan melempari batu ke arah mahasiswa.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Sedikitnya 500 mahasiswa dari berbagai kampus itu mulai berorasi di pertigaan UIN Sunan Kalijaga sekitar pukul 14.00 WIB di tengah guyuran hujan. Saat itu juga arus dari dan menuju kawasan kampus tersebut ditutup total sehingga macet dari berbagai arah.

Setelah hujan reda, sekitar pukul 15.15 WIB mahasiswa mulai merangsek ke arah timur dengan tujuan ke arah SPBU Janti yang merupakan milik Pertamina.

Puluhan personel Pasukan Anti Huru Hara dipersiapkan di area jembatan Gajah Wong mencegah mereka. Massa aksi kemudian berhenti sebelum sampai di atas jembatan. Polisi juga mengepung massa aksi dari arah barat.

Koordinator aksi, Zulkarnaen yang merupakan mahasiswa Filsafat UGM beserta sejumlah rekannya melakukan negoisasi dengan Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin. Hasilnya kepolisian tidak mengijinkan jalan kaki menuju SPBU. “Kami jangan dipancing, mengapa dikepung seperti ini,” ujar Zulkarnaen di hadapan Kapolres.

Massa aksi kemudian berbalik ke barat dan kembali berorasi di pertigaan UIN Sunan Kalijaga. Tidak jelas siapa yang memulai, saat itu bentrok terjadi antara massa aksi dengan polisi yang berada di sisi barat.

Mahasiswa melempari batu ke arah petugas kemudian dibalas dengan tembakan peringatan dan tembakan gas air mata. Dampak gas air mata tidak saja dirasakan mahasiswa dan petugas namun juga warga yang berada di sekitar lokasi demonstrasi.

Sejumlah pedagang kecil memilih tutup dan meninggalkan lokasi. Saat bentrok itu petugas menangkap seorang mahasiswa Semester III, UIN Sunan Kalijaga kemudian diangkut ke Mapolsek Depok Barat.

Pasca bentrok, massa berhasil dipukul mundur ke arah Kampus UIN. Negoisasi kembali terjadi antara perwakilan mahasiswa dengan polisi sementara massa masih berada di sekitar kampus UIN. Tidak tahu siapa yang memulai tiba-tiba sekelompok massa tak dikenal yang diduga warga sekitar sempat memukuli perwakilan mahasiswa.

Hal itu membuat massa tersulut emosinya dan melempari batu ke arah petugas. Tembakan gas air mata kedua pun meluncur. Massa masuk ke kampus UIN sisi timur.

Dari sisi utara kampus tepatnya di Jalan Laksda Adisutjipto tiba-tiba kembali ada belasan massa yang diduga warga melempari batu ke dalam area perpustakaan kampus UIN tempat mahasiswa bersembunyi.

Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin menyatakan aksi yang digelar Rabu (19/11/2014) para mahasiswa tidak mengantongi ijin. Hanya saja ia masih memberikan toleransi untuk melanjutkan demo asal tidak anarkis.

“Tetapi karena ada yang melakukan pelemparan, kami bertindak sesuai prosedur dengan gas air mata untuk memukul mundur,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu pihaknya mengamankan dua mahasiswa, satu diantaranya koordinator aksi, Zulkarnaen. “Sementara keduanya masih kami periksa. Kalau yang satu kedapatan membawa batu,” kata dia.

Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti menambahkan pasca terjadinya demonstrasi pada Selasa (18/11/2014) di lokasi yang sama pihaknya mendapatkan banyak keluhan masyarakat.

“Banyak yang sms online terkait demo kemarin [18/11]. Karena ini tidak berijin kalau demonya melebih waktu bisa dibubarkan. Tapi sampai pukul 17.30 WIB massa sudah membubarkan diri kembali ke kampus,” ungkapnya.

Sementara itu Koordinator Aksi Zulkarnaen mengklaim pihaknya membawa massa sebanyak 1000 mahasiswa dari berbagai kampus di DIY. Sesuai tujuan awal, kata dia, bahwa akan melakukan orasi di SPBU Janti. Tetapi justru dicegat petugas. “Petugas menembakkan gas air mata ke arah kami, massa kami bercerai berai. Padahal kami sebenarnya sudah kooperatif,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya