SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kediri–Kegiatan jalan santai dalam rangka HUT ke-65 RI yang digelar warga Desa/Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, berubah menjadi aksi demonstrasi.

Sekitar 1.500 orang yang menjadi pesertanya, memprotes pembakaran limbah PT Gudang Garam yang dianggap mengganggu lingkungan dan kesehatan.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Ribuan demonstran yang mengatasnamakan Warga Peduli Lingkungan (WPL) tersebut, menggelar aksinya melalui pengenaan masker pelindung hidung ditengah kegiatan jalan santai. Aksi ini sendiri direncakan dilanjutkan dengan orasi terbuka, doa bersama dan penancapan banner kecaman terjadinya pencemaran sebagai bentuk protes.

“Untuk doa bersama direncanakan setelah jalan santai dan bertempat di lapangan Dusun Susuhan. Semua sudah kami persiapkan, mulai sound system sampai banner dan selebaran ada semua,” ungkap Ketua WPL Mashudi ,47, saat ditemui disela aksinya, Minggu (8/8/2010).

Mashudi mengungkapkan, aksi yang dilakukannya bersama warga ini merupakan puncak kekesalan. Pencemaran diakuinya terjadi sejak tahun 2006 silam dan semakin parah dalam 2 tahun terakhir. Upaya warga mengklarifikasi melalui pengiriman surat ke Bupati, Kepala Kejaksaan Negeri, Kepala Dinas Perhutanan dan Lingkungan Hidup, PT Gudang Garam dan Gubernur Jatim, sejauh ini belum mendapatkan jawaban yang memuaskan.

“Permintaan kami sebenarnya gak aneh-aneh. Kalau dulu gak ada asap, sekarang kami minta ya  gak ada asap. Tapi dari permintaan itu, satu kata atau dua kata pun belum ada jawaban,” tegas Mashudi.

Untuk dampak dari terjadinya pencemaran hasil dari pembakaran limbah PT Gudang Garam, Mashudi mengakuinya sangat beragam. Mulai dari sekedar kotoran di rumah, jemuran dan jalan, hingga gangguan kesehatan warga dan rusaknya tanaman pertanian. Khusus untuk gangguan kesehatan, sejak pencemaran terjadi tahun 2006 silam, puluhan warga telah mengalami Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA), serta sakit paru-paru ringan.

“Khusus untuk ISPA ada kalau 20 an orang, tapi yang sudah dibuktikan melalui keterangan dokter baru 2. Bagi kami itu sudah sangat mengganggu, karena sebelumnya kami hidup tenang tanpa adanya pencemaran,” ungkap Mashudi.

Terpisah, Humas PT Gudang Garam, Yuli Rosiadi, saat dikonfirmasi telepon selulernya justru menunjukkan nada sibuk dan dialihkan. Sementara Staf Humas Nina, saat giliran dikonfirmasi mengaku tidak memiliki kewenangan untuk memberikan jawaban.

“Untuk itu nanti Mas Ilui (sapaan Yuli Rosiadi) yang berbah memberikan jawaban,” ujarnya singkat sambil menutup saluran telepon.

dtc/ tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya