SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pariaman–Rata-rata penduduk yang tinggal di daerah bencana gempa 7,9 skala Richter di korong (setingkat RW) Kasian, Nagari Tandikek, Kecamatan V Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, stres dan hipertensi (darah tinggi).

Ketegangan jiwa atau stres dan hipertensi (darah tinggi) yang dialami masyarakat di Nagari Tandikek itu karena mereka masih memikirkan rumah dan harta bendanya yang hancur. Rata-rata warga dewasa di sini yang menjadi korban gempa stres dan hipertensi, kata dr Rais, koordinator Tim Relawan Kesehatan Sambinoe Aceh yang bertugas di Nagari Tandikek, Jumat.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Di Korong yang sebagian warganya bekerja sebagai petani dan penyadap karet itu banyak rumah warga rusak berat dan rata dengan tanah akibat guncangan gempa dahsyat yang melanda Sumbar, 30 September lalu.

Menurut Rais, warga belum bisa lepas dari trauma gempa dan masih memikirkan rumah dan harta yang hancur sehingga rata-rata mereka mengalami stres dan hipertensi, ditambah kondisi tidur di tenda-tenda darurat yang dingin pada malam hari.

Sedangkan rata-rata anak-anak yang juga menjadi korban gempa diserang penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), gatal-gatal dan infeksi kulit, tambahnya.

Hal itu, karena kondisi kehidupan pascagempa di tenda-tenda darurat kurang memadai dari sisi kesehatan, air yang kotor dan kumuh untuk mandi serta sanitasi yang tidak baik, katanya.

Ia menyebutkan, untuk membantu warga korban gempa itu, maka tim relawan kesehatan Sambinoe Aceh membuka posko di korong tersebut terutama untuk memberikan “trauma klinik” kepada masyarakat. Kemudian memberikan pengobatan kepada korban gempa yang luka dan sakit serta kepada anak-anak, tambahnya.

Menurut dia, sudah tercatat 1.720 warga diberikan pelayanan kesehatan dan trauma klinik serta pemberian susu gratis sejak tim relawan itu membuka posko Senin (5/10).

Tim relawan Sambinoe Aceh menempatkan lima dokter dan lima tim medis di posko yang dilengkapi tenda khusus kesehatan, ruang perawatan dan satu unit ambulans. “Para dokter dan tim medis akan diganti setiap 10 hari,” tambah Rais.

Ia menyebutkan, semua biaya operasional tim selama di Korong itu atas sumbangan istri Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Ant/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya