SOLOPOS.COM - Lee Kuan Yew (emirates247.com)

Lee Kuan Yew (emirates247.com)

JAKARTA—Berbeda dengan Indonesia, rendahnya pertumbuhan penduduk menjadi masalah besar di Singapura.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Tokoh senior Singapura, Lee Kuan Yew, menyatakan warga negara Singapura harus menikah dan memiliki anak bila mereka tidak ingin negeri itu gulung tikar.

Berbicara pada acara makan malam Hari Nasional untuk warga Tanjong Pagar GRC dan Tiong Bahru sebagaimana diberitakan Asia One, Minggu (12/8), Lee menegaskan, Singapura akan habis bila tidak ada warga asli yang tertinggal sebagai kelompok mayoritas. Kehadiran kaum migran, menurutnya, hanyalah solusi sementara.

Dia menuturkan, penduduk Singapura yang tidak menikah dan tidak memiliki anak telah menjadi “masalah sosial” meskipun gaya hidup seseorang dan menikah merupakan keputusan pribadi.

Dalam sambutannya, Lee juga memaparkan tren demografis saat ini. Warga keturunan China memiliki angka kelahiran paling rendah pada 2011 pada angka 1,08. Bila ini terus terjadi, maka keberlanjutan generasi dari etnis terbesar di Singapura ini akan tinggal separuhnya saja pada 18 atau 20 tahun mendatang.

India memiliki angka kelahiran 1,09 sedangkan Melayu memiliki angka 1,64. Ketiga kelompok etnis tersebut memiliki tingkat kelahiran di bawah level yang diperlukan yaitu 2,1.

Lee juga menjelaskan sekitar 44% warga Singapura yang terdiri dari pria dan 31% wanita berusia 30-34 tahun, hidup melajang.

Jumlah penduduk Singapura berdasar sensus 2011 sebanyak 5.183.700 di mana 2,91 juta di antaranya lahir di negeri mungil tersebut. Tak heran Singapura memiliki pendapatan perkapita tertinggi ketiga di dunia.(dtc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya