SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com)--Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional tahun 2011 ditutup oleh Wakil Presiden Boediono. Wapres meminta hasil pertemuan tahunan ini diimplementasikan betul-betul, tak cuma menjadi dokumen di rak.

“Masalah utama pembangunan itu ada tiga: implementasi, implementasi dan implementasi. Jadi marilah kita implementasikannya, jangan menjadi dokumen mati yang tersimpan di rak buku masing-masing,” kata Boediono.

Promosi Peduli Sesama, BRI Peduli Bantu Korban Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Musrenbangnas yang pagi harinya dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini diikuti seluruh pimpinan daerah dan berlangsung di Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (27/4/2011).

“Dokumen yang sebentar lagi ada ini tentu akan menjadi ajuan dan setelah itu laksanakan dengan sebaik-baiknya,” terang Boediono pada Musrenbangnas yang digelar untuk membahas konsep alokasi anggaran pusat dan daerah ini.

Selanjutnya, Wapres lebih banyak mengulang apa yang disampaikan Kepala Negara pada sesi pembukaan. Pertama mengenai adanya pemotongan atau kebocoran yang terjadi baik pada APBN maupun APBD. Praktek-praktek korup tersebut harus segera diatasi dan dihilangkan.

“Saya yakin beliau (presiden) menyampaikan itu bukan karena teringat sekilas, tapi karena sudah ada akumulasi laporan yang sampai kepada beliau. Masalah kebocoran anggaran pusat dan daerah ini yang harus diatasi,” jelas Wapres.

Boediono menambahkan, tidak hanya harus menahan godaan korupsi, para pejabat dimintanya aktif melapor bila merasa ada yang tidak beres di sekitarnya. Tentu saja laporan tersebut harus akurat dan disertai bukti konkret supaya dapat ditindaklanjuti.

“Saya kira anak-cucu kita akan sangat berterimakasih kalau saat ini kita memperbaiki sistem anggaran yang ada,” cetus mantan Gubernur Bank Indonesia ini.

Kedua, kata Boediono, menyangkut situasi keamanan, terorisme, dan pertentangan-pertentangan horizontal yang ada di masyarakat. Meski agak terganggu dengan adanya hal-hal tersebut, namun ia menandaskan, bangsa Indonesia patut beryukur karena tetap utuh dan rukun.

Menurut Wares, bukan hanya menjadi tugas Polri untuk menjaga ketertiban, melainkan para pejabat publik. Presiden sudah memberikan instruksi terkait gangguan-ganguan keamanan belakangan ini, sekarang giliran pejabat daerah yang tampil berperan.

Ketiga, masalah pangan. Produksi pangan di dalam negeri, kata Boediono, harus diamankan. Tidak mungkin Indonesia hanya mengandalkan impor pangan saja. Bagaimana menjaga produktivitas pangan tersebut, ia meminta agar tidak melewatkan sedikitpun musim tanam yang ada.

“Untuk jangka pendek, Mei sampai awal tahun depan, setiap bulan jangan terlewatkan. Tanamlah, tanamlah. Gunakan lahan seoptimal mungkin,” cetus Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), ini.

Terakhir, tentang energi dan listrik. Wapres menegaskan kembali arahan Presiden SBY agar dilakukan penghematan dalam penggunaan energi. Penghematan bisa dilakukan dari kebiasaan-kebiasaan kecil seperti tidak lupa mematikan listrik kantor bila jam kerja selesai.

“Intinya, cari langkah-langkah yang praktis dan kongkret bagaimana menghemat listrik ini. Penggunaan listrik di kantor misalnya, coba dicek pengeluarannya berapa? Kalau malam jangan lupa dimatikan. Kadang kala, kan, tidak,” pesan Wapres.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya