SOLOPOS.COM - Api membakar hutan dan lahan (karhutla) Gunung Lawu di Cetho, Jenawi, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (5/10/2023). Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar kebakaran Gunung Lawu dari Ngawi Jawa Timur telah merembet ke wilayah Karanganyar yang hingga hari ini telah membakar sekitar 100 hektar lahan di 10 titik api kebakaran. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/Spt.

Solopos.com, JAKARTA — Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai Pemerintah Malaysia juga harus bertanggung jawab terhadap masalah kebakaran hutan dan lahan yang kini melanda Indonesia.

Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Walhi Uli Arta Siagian mengatakan dari ratusan perusahaan yang mengalami kebakaran di wilayah konsesi, beberapa adalah perusahaan Malaysia.

Promosi BRI Peduli Ini Sekolahku, Wujud Nyata Komitmen BRI Bagi Kemajuan Pendidikan

“Pemerintah Malaysia harusnya bertanggungjawab bukan malah kemudian menyurati Pemerintah Indonesia,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Jumat (6/10/2023).

Catatan singkat Walhi mengungkapkan ada tiga perusahaan Malaysia di Kalimantan Barat (Kalbar) yang konsesinya terbakar. 

Kejadian kebakaran itu terjadi berulang kali bukan hanya tahun 2023 saja, tetapi juga tahun 2015 dan 2019.

Menurut Uli, bentuk tanggung jawab yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Malaysia adalah memberikan sanksi atau menarik proses hukuman ke Malaysia di mana perusahaan itu berada.

“Karena Malaysia juga menerima manfaat paling besar dari praktik bisnis kelapa sawit di Indonesia,” ujar Uli.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Pemerintah Malaysia melaporkan telah mengirimkan surat kepada Indonesia terkait polusi asap lintas batas.

Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim Malaysia Nik Nazmi mengatakan pihaknya masih belum menerima tanggapan apapun setelah mengirimkan surat tersebut dan berharap Indonesia bisa memberikan tanggapan segera.

Pemerintah Indonesia melaporkan masih terus berupaya memadamkan api yang membakar hutan dan lahan gambut di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan sebagian Jawa.

Berbagai operasi dilakukan untuk memadamkan api mulai dari pemadaman darat, pengeboman air menggunakan helikopter, hingga teknologi modifikasi cuaca untuk menciptakan hujan buatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya