SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Foto aerial kawasan bekas tambang batu bara yang terbengkalai di Desa Suo-suo, Sumay, Tebo, Jambi, Kamis (30/1/2020). Tambang yang dibuka sejak lebih sepuluh tahun lalu oleh beberapa perusahaan swasta itu kini terbengkalai. - ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Solopos.com, JAKARTA — Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan sejumlah koalisi masyarakat sipil mengklaim terdapat 50 lubang raksasa bekas tambang di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) baru yang diduga milik perusahaan Luhut Binsar Panjaitan.

Dalam laporan itu disebutkan Luhut terhubung dengan perusahaan Toba Group. Adapun, anak usaha perusahaan itu di antaranya PT Adimitra Baratama Nusantara, PT Trisensa Mineral Utama, PT Kutai Energi, PT Indomining, dan perkebunan sawit PT Perkebunan Kaltim Utama I.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Seluruh perusahaan tersebut berada di Kecamatan Muara Jawa atau di ring tiga IKN. Laporan yang diterbitkan pada Desember 2019 tersebut menyebut deretan perusahaan itu meninggalkan 50 lubang tambang, dan diduga akan terbebas dari kewajiban reklamasi.

Baca Juga: Sah! Luhut Binsar Pandjaitan Jadi Warga Kehormatan TNI AL

Dikonfirmasi terpisah, Jodi Mahardi, Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, membantah laporan itu.

“Enggak mungkin ah. Suka ngarang bebas saja mereka,” katanya saat dikonfirmasi Bisnis, Kamis (3/2/2022).

Dia menjelaskan Luhut saat ini hanya menguasai 10 persen saham di TBS Energi Utama. Luhut pun diklaim tidak memiliki perwakilan di Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.

“Jadi mohon ditanyakan langsung kepada manajemen TBS, tapi yang pasti, sepertinya 50 lubang enggak benar,” terangnya.

Baca Juga: Dikaitkan dengan Bisnis PCR, Begini Jawaban Luhut Binsar Pandjaitan

Sementara itu, Peneliti dari Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman membenarkan adanya lubang bekas tambang di wilayah IKN baru. Akan tetapi, dia meyakini lubang tersebut telah ditutup.

Meski demikian, dia menerangkan bahwa Kalimantan Timur memang merupakan daerah tambang. 65 persen batu bara disumbang dari kawasan itu.

Kemudian daerah itu juga menyumbang 21 persen dari total produksi minyak bumi nasional, serta 24 persen produksi gas nasional. “Jadi kita bangun Ibu Kota impian di tengah industri ekstraktif,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya