SOLOPOS.COM - Ilustrasi mahasiswa wisuda. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Beberapa hari terakhir berbagai platform media sosial diramaikan dengan kelakar acara wisuda yang seharusnya cukup untuk yang lulus kuliah saja, bukan berbagai jenjang. 

Warganet menyoroti soal anak TK, SD, SMP hingga SMA yang harus mengikuti acara wisuda di hari kelulusan dengan mematok biaya tertentu.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Salah satu kelakar itu diunggah oleh akun bernama “Lahm Marbun”. Unggahan tersebut menuai berbagai komentar warganet.

Lewat halaman Facebook tersebut, seorang warganet menceritakan keluh kesahnya karena harus ikuti wisuda anak-anaknya dari jenjang TK sampai perkuliahan.

“Kembaikan Wisuda Hanya untuk yang Lulus Kuliah Aja. TK, SD, SMP, SMA Tidak Perlu. Bikin PusingOranhtua Aja,. — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,” tulisnya pada Selasa, 13 Juni 2023.

Warganet lain bahkan menulis di akun Instagram Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim yang meminta program itu dihapuskan karena memberatkan.

“Tolong Pak Nadiem sekarang dihapuskan acara Wisuda TK – SMA karena hanya memberatkan biaya para orang rya. Wisuda hanya untuk lulusan Universitas aja, bukan dari TK…” tulis akun mikhaylaeka2023.

Ramai Protes Wisuda Cukup yang Lulus Kuliah, Bukan Berbagai Jenjang
Berbagai platform media sosial diramaikan dengan kelakar acara wisuda yang seharusnya cukup untuk yang lulus kuliah saja, bukan berbagai jenjang. (Istimewa/Tangkapan Layar)

Sejumlah kepala daerah pun ikut angkat bicara soal hal itu, salah satunya, Bupati Cianjur, Jawa Barat Herman Suherman.

Ia meminta pihak sekolah dari berbagai tingkatan yang menggelar wisuda pada akhir tahun ajaran tidak memberatkan orang tua dan cukup digelar di lingkungan sekolah dengan biaya ringan.

Herman Suherman di Cianjur Kamis (15/6/2023), mengaku belum mengeluarkan larangan terkait maraknya sekolah yang menggelar wisuda pada akhir tahun ajaran di sejumlah tempat yang dinilai membutuhkan biaya cukup tinggi dan memberatkan orang tua.

“Kami belum mendapat laporan adanya keberatan dari orang tua siswa yang sudah tamat SD, SMP atau SMA sederajat, menggelar acara wisuda di gedung pertemuan atau di hotel, namun kami meminta agar sekolah menggelar wisuda atau perpisahan cukup di sekolah,” kata dia, seperti dilansir dari Antara.

Pihaknya akan meminta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur untuk melakukan survei ke orang tua siswa terkait wisuda yang digelar di luar lingkungan sekolah, jika hasilnya sebagian besar menolak pihaknya akan mengeluarkan imbauan.

Bupati Cianjur mencontohkan perpisahan sekolah biasanya digelar di lingkungan sekolah dengan biaya yang tidak terlalu besar, sehingga tidak memberatkan orang tua siswa, ditambah silaturahim antar-orang tua dan guru semakin erat meski anaknya melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

“Kalau hasil survei banyak yang menolak, kami akan mengeluarkan surat imbauan agar pihak sekolah cukup menggelar perpisahan atau wisuda di lingkungan sekolah,” katanya.

Bupati Cianjur mengimbau bagi orang tua yang anaknya lulus tahun ini, dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi agar angka rata-rata lama sekolah di Cianjur semakin meningkat, sehingga Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Cianjur terus bertambah.

“Pemerintah daerah akan mendorong dengan memberikan berbagai kemudahan dan bantuan bagi siswa tidak mampu untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, termasuk membebaskan biaya dan membantu peralatan sekolah selama menjalani pendidikan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya