SOLOPOS.COM - Sejumlah tenda yang didirikan pengungsi di sekitar kawasan Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR), Jakarta, Sabtu (29/6/2024) ANTARA/Luthfia Miranda Putri

Solopos.com, JAKARTA — Media sosial (medsos) ramai membahas tenda-tenda pengungsi di tengah gedung pencakar langit di Kuningan Jakarta Selatan.

Tenda yang telah berdiri selama hampir dua pekan itu berada di trotoar depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Promosi Peduli Lingkungan Hidup, Program BRI Menanam-Grow & Green Pulihkan Ekosistem

Para pengungsi yang sebagian besar berasal dari negara-negara konflik seperti Somalia, Sudan, Afghanistan, Rohingya, Irak, Iran dan Yaman mendirikan tenda dengan tujuan mendapatkan perhatian dari UNHCR.

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi Jakarta Selatan menegaskan hal itu menjadi kewenangan UNHCR.

“Kalau dari Imigrasi mereka kan bukan pelanggar keimigrasian, karena sudah mengantongi kartu UNHCR itu,” kata Kepala Seksi Intelijen Imigrasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Jakarta Selatan Bhimsa Sanlito, Sabtu (29/6/2024), dilansir Antara.

Bhimsa menuturkan jika mereka terbukti melanggar aturan Imigrasi, maka pihak Imigrasi bisa dengan mudah melakukan deportasi.

Namun, lanjut dia, mereka dari awal masuk tidak melalui TPI lantaran sudah terdata oleh pihak UNHCR sebagai warga dari negara konflik yang mayoritas berasal dari Afghanistan dan Irak.

“Jadi rata-rata mengantongi kartu UNHCR dan mereka sedang menunggu keputusan untuk geser ke negara berikutnya yang bakal menampung mereka,” ujarnya.

Dalam menunggu keputusan itu bisa membutuhkan waktu lama sehingga mereka memilih untuk tinggal di Indonesia. Salah satunya mendirikan tenda di sekitar kawasan UNHCR.

“Setelah didata nanti UNHCR yang menentukan status mereka, kalau bukan ‘refugee’ maka akan dikembalikan ke negara asal. Kalau ‘refugee’ maka mereka menunggu keputusan UNHCR untuk menuju ke negara ketiga,” katanya.

Meski Imigrasi bersama Pemerintah Provinsi DKI dan jajaran telah membentuk Tim Penanganan Pengungsi Luar Negeri, namun semua itu kembali lagi dengan keputusan UNHCR.

Karena itu, dia berharap UNHCR bisa segera memperjelas status para pengungsi tersebut sehingga mereka mendapatkan kepastian.

“Saya harap agar para pengungsi ini bisa segera ditetapkan statusnya,” ujarnya.

Pj Gubernur DKI: Estetika Kota Terganggu

Sementara, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku telah berkoordinasi dengan UNHCR terkait keberadaan????? pengungsi yang mendirikan tenda.

“Nanti kami bicara. Ini kan masalah kemanusiaan, jadi kita bicara dengan UNHCR gimana caranya supaya mereka juga terakomodir dari sisi kemanusiaan dan tidak mengganggu,” kata Heru usai menghadiri acara sembako murah di RPTRA Pulo Gundul, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2024).

Menurut Heru, sejumlah pengungsi yang membangun tenda di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, itu dapat mengganggu estetika Kota Jakarta.

“Kemarin saya lihat di berita. Saya tidak banyak komentar, tetapi itu menggangu estetika kota ya,” ujar Heru.

Selain itu, Heru juga mengajak unsur Wali Kota Jakarta Selatan dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) untuk membahas adanya pengungsian ini.

Heru mengungkapkan telah mengecek langsung. “Kemarin saya sudah (cek langsung), tapi saya sendiri. Tapi nanti bersama wali kota dan Kesbangpol kita cek,” kata Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya