Solopos.com, LOS ANGELES — Viral di sejumlah media sosial mengenai keberadaan pengguna narkoba yang berjalan bak zombie atau mayat hidup di jalanan Los Angeles, Negara Bagian California, Amerika Serikat (AS), dengan kulit dan daging yang membusuk.
Menyikapi hal itu, Kepolisian Los Angeles meluncurkan program untuk melacak peredaran narkotika itu.
Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran
Mengutip pemberitaan yang diunggah di akun Youtube KTLA 5, Jumat (12/5/2023), Pejabat Los Angeles County Sheriff menyebut program baru itu berguna untuk melacak prevalensi yang meresahkan dari “obat zombie” pemakan daging yang dikenal sebagai xylazine.
Xylazine adalah obat penenang yang digunakan oleh dokter hewan untuk membius hewan. Narkotika yang juga dikenal dengan nama “tranq,” atau “tranq dope,” itu kian marak beredar dari pemasok obat-obatan terlarang.
Obat tersebut dapat diolah menjadi bentuk bubuk dan dicampur dengan opioid terlarang seperti heroin dan fentanil atau dibuat menjadi pil atau obat penenang palsu. Julukan “obat zombie” berasal dari efek obat yang diketahui bisa membusukkan kulit.
“Obat ini membuat orang berhenti bernapas. Selain itu, kandungan yang menyertai xylazine adalah vasokonstriktor. Jadi saat pengguna menyuntikkan obat tersebut, sebenarnya berefek mengurangi sirkulasi darah,” terang agen khusus Drug Enforcement Administration Bill Bodner kepada KTLA.
Pakar kecanduan narkoba, Cary Quashen mengaku belum pernah melihat hal seperti itu sebelumnya.
“Kami memiliki seorang wanita yang datang dan saudara perempuannya meninggal karena overdosis fentanil,” kata Quashen kepada KTLA.
“Tapi bukan hanya overdosis fentanil, namun kulitnya mulai membusuk, otot-otot di kaki dan lengannya. Jadi sudah pasti tanda mengonsumsi xylazine.”
Los Angeles bukan satu-satunya wilayah yang berurusan dengan zat mengerikan itu. DEA bahkan telah mengeluarkan peringatan keselamatan publik pada Maret lalu bahwa xylazine digunakan sebagai versi murah untuk fentanil.
Di New York, “obat zombie” yang mematikan itu telah dikaitkan dengan puluhan kematian, kata Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer pada akhir Maret.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
