SOLOPOS.COM - Graham Shema bocah ajaib dari Uganda. (Reuters)

Solopos.com, ENTEBBE — Graham Shema, seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun menjadi buah bibir di negaranya Uganda. Bocah ini memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang pesawat terbang di usianya yang belia.

Kereta Bandara Internasional Adi Soemarmo Jalan Lagi, Tiket Mulai Rp7.000

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Melansir Reuters, Senin (28/12/2020), nama Graham Shema mewarnai pemberitaan media massa dan media sosial di Uganda, dengan sebuatan Captain. Duta besar Jerman dan Menteri transportasi negara itu setempat, telah mengundangnya untuk bertemu.

Graham adalah bocah yang mencintai mateamatika dan sains. Graham telah melakukan penerbangan sebagai peserta pelatihan sebanyak tiga kali, dengan pesawat Cessna 172. Bocah tujuh tahun ini memiiki cita-cita menjadi seorang pilot dan astronot. Ia berharap suatu hari akan melakukan perjalanan ke Mars.

Graham mengaku mengidolakan seorang Elon Musk. “Saya suka Elon Musk, karena saya ingin belajar dengannya tentang luar angkasa. Pergi bersamanya ke luar angkasa, dan juga ingin berjabat tangan dengannya,” ujar bocah itu dengan kemeja putih dan celana panjang hitam layaknya seorang pilot.

Santer Kabar Aa Gym Kembali Ceraikan Teh Ninih, Apa Benar?

Elon Musk sendiri adalah pendiri Space X perusahaan transportasi luar angkasa Amerika Serikat. Elon Musk telah membangun Space X pada tahun 2002 dengan mengembangkan roket Falcon 1. Falcon 9 dan Falcon Heavy. Selain itu, Musk adalah seorang miliarder yang juga pemilik Tesa Inc.

Pada suatu pagi di Bandara Internasional Entebbe Uganda, pelatih penerbangan meminta Graham untuk menjelaskan cara kerja mesin pada pesawat Bombardier CRJ900, yang diparkir di landasan. Suara kecil Graham berjuang untuk mengatasi deru mesin pesawat yang sedang berjalan.

Penjelasan Graham

Graham memberikan jawaban yang menakjubkan untuk anak seusianya. “Tabung saluran masuk menghisap udara dan menyuntikkannya ke kompresor, kompresor meremasnya dengan kipas. Setelah meremasnya dengan kipas, ini menjadi panas,” kata Graham.

FPI Tak Akan Gugat Pemerintah Lewat PTUN

Bocah ini dengan bercanda memberi isyarat dan melanjutkan dengan detail bagaimana sebuah mesin menciptakan daya dorong. Keinginan Graham untuk mengetahui pesawat lebih dalam, diawali dengan kejadian yang aneh.

Ketika dirinya berusia tiga tahun, sebuah helikopter polisi terbang sangat rendah ke tanah hingga meledakkan atap rumah neneknya di pinggiran ibu kota Uganda, Kampala saat dirinya bermain di luar.

“kejadian itu memicu sesuatu di benaknya,” kata ibunya, Shamim Mwanaisha seorang agen perjalanan. Putranya mulai membombardir dirinya dengan pertanyaan tanpa akhir tentang cara kerja pesawat.

Tahun lalu, Shamin memutuskan untuk menghubungi akademi penerbangan dan Graham memulai pelajaran di rumah, tentang suku cadang pesawat dan kosakata penerbangan. Setelah lima bulan kursus, Shamin membayar pelajaran praktik terbang untuk putranya.

Refly Harun: Keputusan Pembubaran FPI Bermasalah!

Saat berhasil melakukan penerbangan pertamanya, Graham mengatakan bahwa dirinya merasa seperti burung yang terbang. Dia mengaku belum pernah terbang dengan pesawat sebelumnya. Dia terbang tiga kali sebagai co-pilot antara Januari dan Maret, sebelum pandemi menghentikan praktiknya.

Sejak saat itu, Graham fokus dalam mempelajari teori penerbangan dan membenamkan dirinya dalam video penerbangan, serta eksplorasi ruang akasa pada penampil relaitas virtualnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya